JAKARTA, KOMPAS.com - Menyikapi kelangkaan cip yang membuat produksi mobil di Indonesia terhambat, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, berambisi membangun industri semikonduktor di Indonesia.
Hal tersebut sejalan lantaran industri elektronika, masuk dalam salah satu sektor yang mendapatkan prioritas sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Karena itu, guna meningkatkan daya saing, diperlukan langkah strategis untuk memacu kemampuan produksi komponen yang bernilai tambah.
"Pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif, termasuk mendorong Indonesia sebagai negara tujuan investasi untuk membangun industri semikonduktor," kata Agus dalam keterangan resminya, pada acara webinar internasional tentang Peluang Industri Indonesia terkait Isu Global Chip Shortage, Selasa (31/8/2021).
Menurut Agus, perang dagang Amerika Serikat dan China hingga terjadinya pandemi Covid-19, memberikan dampak besar pada rantai pasokan cip untuk memenuhi berbagai kebutuhan produksi. Mulai dari otomotif, barang elektronik, dan perangkat telekomunikasi.
Lantaran itu, strategi pembangunan industri semikonduktor perlu dilakukan dengan beragam opsi karena pengembangannya membutuhkan waktu dengan jumlah investasi yang cukup besar.
"Tantangan itu memberikan peluang baru bagi industri dan startup investor Indonesia untuk melakukan kontarak manufacturing chip yang sedang tumbuh di berbagai negara, terutama Amerika Serikat, China, Jepang, Taiman, Korea Selatan, dan sejumlah negara di Eropa," ucap Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan, penerbitan Undang-Undan Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mampu memberikan peluang kemudahan berbisnis, termasuk pengembangan industri semikonduktor dalam produksi cip di dalam negeri.
Pembangunan industri cip harus disiasati dengan upaya pengamanan pasokan di dalam negeri. Tujuannya untuk penguatan dan pendalaman industri manfaktur sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. dalam negeri termasuk elektronika.
Kebutuhan cip semikonduktor secara konsisten mengalami pertumbuhan dan digunakan secara masif pada beragam produk pada masa industri 4.0. Karenanya, perlu didorong agar secara bertahap dapat diproduksi di dalam negeri, yang sejalan dengan target pemerintah melalui program substitusi impor.
"Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan dukungan pemerintah berupa kebijakan dan fasilitasi fiskal maupun non-fiskal," kata Agus.
Pemberian insentif dalam rangka penanaman modal jadi salah satu cara mendorong investasi industri semikonduktor. Sebagai negara G20 dengan jumlah penduduk besar, menjadikan keberadaannya di Tanah Air hal yang strategis, karena juga memiliki prospek penghasil devisa dan membuka lapangan kerja.
Indonesia juga berkeinginan ikut berpartisipasi dalam rantai nilai industri semikonduktor dunia melalui kerja sama dengan berbagai Mitra MultiNational Companies (MNCs) dan perusahaan startup di seluruh dunia.
"Indonesia akan mendorong pertumbuhan industri hilir elektronika dan secara simultan berupaya mengundang investasi industri semikonduktor dunia yang meliputi industri Fabless, Foundry, IDM, dan OSAT ke Indonesia," ujar Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/01/084200015/kemenperin-buka-pintu-investasi-industri-cip-semikonduktor