JAKARTA, KOMPAS.com - Benelli Panarea meluncur di IIMS Hybrid 2021, April lalu. Saat itu skutik dengan desain retro klasik ini rilis bersamaan dengan motor listrik Benelli Dong.
Dalam dua tulisan sebelumnya Kompas.com telah membahas mengenai desain dan fitur yang dipunyai Panarea, kini kami akan membahas rasa berkendara selama menjajal Panarea.
Duduk di atas motor cukup nyaman. Jok panjang dan posisi setang yang mudah diraih. Posisi kaki juga cukup nyaman. Bagian deknya juga tidak licin meski posisinya agak turun di bagian depan.
Sayangnya tidak disebutkan rinci tinggi joknya. Meski demikian kedua kaki pengendara Kompas.com dengan tinggi 168 cm dan berat 79 kg bisa menapak sempurna.
Dimensi Panarea memiliki panjang 1.825 mm dan lebar 685 mm dan jarak sumbu roda 1.270 mm. Jarak terendah dari tanah 125 mm, serta bobot 104 kg. Dimensinya ramah untuk orang Indonesia.
Saat kunci kontak dinyalakan mesinnya terasa halus. Akselerasinya pun cukup baik. Putaran bawahnya tidak terlalu terkesan, tapi di putaran menengah motor terasa nyaman.
Panarea mengusung mesin 125cc, 4-tak, SOHC, bore x stroke 53.7 x 55.0. Rasio kompresi 9.0:1, menghasilkan 6,2 kW pada 7.500 rpm dan torsi 9,2 Nm pada 6.000 rpm.
Di atas kertas kalah dari Honda Scoopy yang mengusung mesin eSP 109,5 cc SOHC, mampu menghasilkan 6,6 kW pada 7.500 rpm, dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm.
Setang dan bodi terasa enteng saat diajak melakukan zig-zag kecil. Saat melewati speed bump dan jalan sedikit rusak suspensi belakangnya empuk nyaman buat pinggang.
Hal tersebut didukung oleh penggunaan ban yang lumayan gendut. Pelek depan belakang lingkar 12 inci. Pelek depan dibalut ban 100/90 sedangkan belakang 110/90.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/25/102200615/rasanya-berkendara-harian-dengan-benelli-panarea-