JAKARTA, KOMPAS.com – Ban merupakan komponen penting yang ada di motor. Kondisi ban harus prima agar aman ketika digunakan, baik kondisi kering maupun basah.
Ban yang sudah menyentuh Tread Wear Indicator (TWI) sebaiknya diganti dengan yang baru. Karena jika dibiarkan, ketika motor melibas jalanan yang basah bisa berpotensi selip dan tergelincir, sehingga membahayakan pengendara.
Lalu, ban bagian mana yang lebih dulu habis, bagian depan atau belakang?
Technical Service & Development Department Head Ban FDR Jimmy Handoyo mengatakan, ban belakang motor lebih cepat aus dibanding sisi depan. Bahkan frekuensi penggantian ban belakang bisa sampai dua kali ban depan.
“Penyebab ban belakang lebih cepat aus ada beberapa. Pertama fungsi ban belakang sebagai traksi dan penggerak sehingga akan berputar lebih dulu,” ucap Jimmy kepada Kompas.com, Jumat (28/5/2021).
Berbeda dengan ban depan yan fungsinya sebagai pengendali arah. Walaupun memang bergesekan ketika mengendalikan arah, kinerjanya tidak seberat ban belakang. Penyebab kedua adalah letak ban belakang yang dekat dengan mesin dan knalpot.
“Mesin dan knalpot yang panas membuat kompon ban memuai karena terbuat dari karet. Ketiga adalah frekuensi pemakaian rem belakang lebih sering, sehingga ban belakang cepat terkikis,” kata Jimmy.
Terakhir, ban belakang berfungsi sebagai penahan beban. Mengingat beban motor yang condong ke sisi belakang membuat ban belakang lebih cepat terkikis.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/28/190100815/kenapa-ban-belakang-motor-lebih-cepat-botak-