JAKARTA, KOMPAS.com – Bus antar kota antar provinsi (AKAP) biasanya memiliki waktu tempuh yang cukup lama. Bahkan biasanya bus AKAP yang berangkat pada sore hari, agar sampai di tujuan tidak terlalu larut.
Oleh karena itu, pada bagian kabin bus malam memiliki lampu tidur untuk penumpangnya. Lampu tidur ini merupakan salah satu sistem penerangan di dalam kabin selain lampu utama yang berwarna putih.
Jika bus sedang berjalan, lampu kabin utama yang berwarna putih harus dimatikan agar tidak mengganggu konsentrasi pengemudi. Ketika lampu kabin yang utama mati, maka dinyalakanlah lampu tidur.
Lampu tidur ini posisinya berada di atas kepala penumpang. Ada yang lampu tidur menyatu dengan louver atau kisi-kisi AC dan ada juga yang terpisah. Export Manager karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, posisi lampu tidur di kabin bus buatan Laksana berada di samping louver AC.
“Kalau di Laksana ada Lega Light yang bisa diatur warnanya dan ada juga yang pakai lampu berwarna biru,” ucap Werry kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).
Kemudian untuk model lampu tidur yang menyatu dengan louver AC, kebanyakan memiliki warna lampu yang sama, yaitu biru.
Anggota Forum Bismania Indonesia, Dimas Raditya mengatakan, warna biru ini dipilih agar tidak mengganggu penumpang yang ingin tidur.
“Kalau menurut saya, warna biru ini lebih nyaman di mata dan untuk tidur juga bisa membuat lebih tenang,” kata Dimas kepada Kompas.com.
Selain adanya lampu tidur, ada juga lampu baca yang menyatu dengan louver AC. Lampu baca ini biasanya berwarna putih terang dan baru bisa dinyalakan oleh penumpang saat malam hari.
Lampu ini bisa dinyalakan oleh penumpang, biasanya digunakan untuk membaca pada saat bus berjalan di malam hari. Lampunya juga hanya fokus pada penumpang, sehingga tidak mengganggu yang lain.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/08/180100115/mengenal-lampu-tidur-yang-ada-di-kabin-bus-malam