SOLO, KOMPAS.com - Kondisi yang tidak menentu di tengah pandemi Corona, membuat penjualan sepeda motor bekas (mokas) juga terkena imbasnya.
Selain harga yang turun, penjualan mokas pun anjlok hingga mencapai 70 persen setiap bulannya.
Kondisi ini membuat para pemilik showroom di Kota Solo lebih memilih menahan membeli unit motor bekas untuk sementara waktu.
Hal ini disebabkan karena stok mokas yang ada di showroom masih terlalu banyak, sementara jumlah pembeli sangat menurun.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Nugroho Dwi Prastiko pemilik showroom mokas Nugroho Motor di Kartasura, Sukoharjo.
“Banyak pemilik kendaraan pribadi yang menjual motornya, sementara pembeli menurun. Jadi untuk sementara kami tidak menambah lagi stok, karena stok masih terlalu banyak. Kalau tukar tambah bisa dilayani,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).
Nugroho menambahkan, anjloknya jumlah pembeli ini memang biasa terjadi menjelang Lebaran.
Tetapi, dengan kondisi pandemi Corona seperti ini bukan tidak mungkin kondisinya akan berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau tahun-tahun sebelumnya setiap menjelang Lebaran atau musim kenaikan kelas juga sepi, tapi nanti setelah Lebaran pada pulang kampung ramai lagi, karena banyak yang membeli mokas,” katanya.
Tetapi, dirinya pun tidak bisa memastikan apakah kondisi sekarang ini juga sama dengan kondisi Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau harapan saya juga seperti itu, masih sama dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Penurunan pembeli mokas ini juga dirasakan oleh pemilik showroom Gilang Motor, I Wayan Suryanata.
Wayan mengatakan, sejak pandemi Corona penjualan motor bekas mengalami penurunan hingga 50 persen.
“Sebelum pandemi penjualan setiap bulannya antara 25 unit sampai 30 unit, tetapi sekarang sebulan hanya bisa menjual 10 unit saja,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/24/101200415/akibat-corona-pedagang-tunda-beli-motor-bekas