JAKARTA, KOMPAS.com – General Motors (GM) akhirnya resmi menghentikan penjualan Chevrolet di Indonesia per Maret 2020. Rencana ini sebetulnya telah didengar konsumennya sejak akhir 2019 lalu.
Sejumlah konsumen mengaku kaget dengan keputusan ini, namun tetap mengapresiasi langkah Chevrolet yang terus mengakomodir kebutuhan layanan purnajual.
Seperti yang dikatakan Founder Captiva Chevy Club (3C) Bagus Panuntun, menurutnya, salah satu hal yang menyebabkan Chevrolet hengkang adalah penjualannya yang tidak terlalu banyak.
Di samping itu, beberapa model yang punya potensi cukup baik malah dihentikan penjualannya, misalnya Chevrolet Spin di segmen Low MPV.
“GM tiap masukin mobil waktunya tidak pas, Trax yang sudah keluar lama di luar negeri, baru masuk Indonesia sekitar 2015. Momennya sudah kurang tepat,” ujar Bagus, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
“Mungkin yang pas cuma Captiva saja, dia sudah keluar sejak 2007-2008, makanya sampai sekarang banyak konsumen loyalnya,” ucap Bagus yang juga menjabat Sekjen SUV Brotherhood Community.
Bagus juga mengatakan, Chevrolet di dunia dikenal sebagai merek Amerika yang gagah dan tangguh. Akan tetapi citra itu malah kurang dipresentasikan lewat produk-produk di Indonesia.
“Produk Chevrolet di Indonesia kebanyakan malah kayak mobil Jepang yang kecil-kecil, jadi kurang disukai,” katanya.
“Padahal orang Indonesia kalau mendengar kata Chevrolet, pasti langsung terbesit mobil muscle, SUV-SUV besar, harusnya seperti itu yang dipasarkan,” ujar Bagus.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/26/121300415/chevrolet-hengkang-dari-indonesia-ini-komentar-penggunanya