JAKARTA, KOMPAS.com - Baterai atau aki pada kendaraan mempunyai batas usia dalam pemakaiannya. Setiap akumulator ini berbeda-beda tergantung pada pemakaian dan perawatan yang dilakukan oleh sang pemilik.
Sebelum komponen penyimpan energi listrik itu benar-benar tidak bisa digunakan, biasanya akan muncul gejala-gejala yang tidak beres.
Seperti aki mudah drop atau tidak kuat lagi saat digunakan untuk menyalakan mesin.
Jika sudah mendapati gejala tersebut, sebaiknya pemilik mobil segera melakukan penggantian dengan aki yang baru.
Mengingat, baterai pada kendaraan roda empat menjadi komponen utama untuk menyalakan mesin.
Untuk melakukan penggantian aki pemilik mobil tidak perlu datang ke bengkel, karena bisa dilakukan penggantian sendiri di rumah.
Hanya saja, saat akan melakukan penggantian ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Sehingga, baterai yang digunakan bisa bekerja optimal dan sesuai dengan spesifikasi mobilnya.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penggantian aki.
Arus listrik (ampere)
Setiap aki mempunyai kekuatan arus listrik yang berbeda. Terlebih untuk mobil diesel dan bensin yang tentunya menggunakan tipe aki dengan ampere yang berbeda.
Biasanya untuk mobil diesel menggunakan aki dengan ampere yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena mobil berbahan bakar solar itu membutuhkan tenaga yang lebih besar saat akan menyalakan mesinnya.
Maka dari itu, saat akan melakukan penggantian sebaiknya memperhatikan ampere baterai sehingga aki bisa berfungsi optimal.
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna menyarankan agar saat melakukan penggantian aki sesuai dengan standar.
“Lebih baik menggunakan aki yang standar saja, tidak besar dan juga tidak kecil,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Tidak semua mobil menggunakan tipe aki yang sama, salah satunya adalah posisi kutub positif (+) dan negatif (-) nya.
Ada yang menggunakan baterai dengan pole negatifnya berada di sebelah kiri atau pun sebaliknya.
“Kode posisi pole ini bisa dilihat dari kode baterai yakni tipe L (left) yakni kutub negatifnya berada di sebelah kiri dan tipe ZL kutub negatifnya berada di sebelah kanan,” ucap Suparna.
Jika sampai terbalik, maka akan susah memasangnya karena kabel yang akan dipasang pada pole tidak akan sama atau kurang panjang.
Perhatikan voltase aki
Selain itu, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan saat melakukan penggantian baterai sendiri adalah tegangan listriknya atau voltasenya.
Hal ini karena voltase pada baterai juga tidak sama ada yang 12volt, 6 volt atau pun 24 volt.
“Maka dari itu, jika akan melakukan penggantian aki voltasenya juga harus sama misalkan 12 volt juga harus diganti dengan yang 12 volt,” ucap Suparna.
Pole adalah timah menonjol yang ada pada baterai. Tempat menambatkan kabel positif dan negatif ini juga mempunyai ukuran yang berbeda.
Jika ukuran pole tidak sesuai seperti lebih besar atau lebih kecil dari standar maka akan membuat pemasangan kabel juga menjadi susah.
“Pole ini kan ukurannya berbeda, ada yang besar dan ada yang kecil. Maka pastikan ukuran pole aki yang akan digunakan juga sudah sesuai,” kata Suparna.
Dimensi aki
Dimensi atau ukuran aki juga menjadi hal yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Suparna mengatakan, saat akan melakukan penggantian komponen penyimpan energi listrik itu harus menyesuaikan dengan tempat yang tersedia pada mobil.
Jangan sampai akumulator yang akan dipasang memiliki ukuran yang lebih besar sehingga akan menyulitkan saat pemasangan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/21/110200815/ikuti-langkah-ini-ketika-mengganti-aki-mobil-sendiri-di-rumah