JAKARTA, KOMPAS.com – Bus dengan trayek yang jauh seperti Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) biasanya memiliki fasilitas toilet di kabin. Toilet yang ada di kabin bus tidak disarankan untuk buang air besar (BAB), hanya untuk buang air kecil saja, mengapa demikian?
Ahmad Maimun Fikri, pemerhati transportasi bus, mengatakan, toilet yang ada di bus tidak sesuai untuk BAB karena ukurannya yang kecil, jumlah air yang terbatas.
Selain itu dianggap bisa mengganggu kenyamanan penumpang lain, serta berisiko buat kesehatan.
“Bentuk toilet yang ada di dalam bus tidak seperti di toilet umum. Ketika BAB kan butuh air yang banyak, sedangkan bus hanya membawa sedikit air untuk kebutuhan toilet,” ucap Fikri kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).
Selain itu, kondisi bus yang menggunakan Air Conditioner (AC), bau dari BAB tersebut bisa menyebar ke kabin dan mengganggu penumpang lain.
Walaupun mayoritas bus tidak memiliki penampung/septic tank, BAB tetap tidak disarankan untuk dilakukan di toiletnya.
“Kalau tidak ada penampungnya, kotoran yang keluar kan langsung ke jalan, itu bisa menimbulkan penyakit. Kotoran dalam bentuk padat tidak boleh dibuang sembarangan, apalagi di jalanan,” kata Fikri.
Sebenarnya ada juga bus yang menggunakan septic tank untuk menampung air toilet. Karoseri Laksana bahkan menyarankan untuk menggunakan septic tank, hanya saja peruntukkannya tetap bukan untuk BAB.
“Disarankan untuk pakai septic tank. Cuma, banyak yang malas bersihkan jadi enggak mau pakai septic tank. Sebenarnya tidak terlalu repot, tinggal dibuka tutup tangki penampungnya saja dan dibilas kalau dibersihkan,” ucap Werry Yulianto, Export Manager Karoseri Laksana.
Buat penumpang bus AKAP, disarankan untuk menghubingi awak bus bila memang membutuhkan toilet yang memadai buat BAB.
Nantinya, awak bus akan berhenti sejenak di rest area atau SPBU untuk membantu penumpang yang ingin ke toilet.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/17/103346415/maaf-toilet-di-bus-hanya-untuk-buang-air-kecil