Washington, KOMPAS.com – Sistem keyless ignition atau menyalakan dan mematikan mobil tanpa menggunakan batang kunci, hanya dengan memencat tombol, ternyata bisa menjadi jadi penyebab kematian terutama di wilayah Amerika Serikat.
Fitur tersebut memang sedang populer, di mana hampir separuh mobil baru yang meluncur sudah mengadopsi teknologi tersebut. Namun ternyata dalam kondisi tertentu, fitur tersebut bisa menyebabkan insiden tragis.
Berdasarkan laporan New York Times dan Carscoops, Senin (21/5/2018) setidaknya 28 orang telah tewas di Amerika Serikat oleh polusi karbon monoksida dari mobil dengan fitur keyless. Sementara 45 orang lainnya mengelami cedera dan beberapa dari mereka menderita kerusakan otak.
Teknologi itu beresiko lantaran beberapa pengemudi lupa untuk mematikan mesin mereka, ketika memarkirkannya di garasi rumah. Mengingat suara mesin-mesin mobil baru yang semakin senyap, membuat pemilik hanya memarkir saja dan masuk ke dalam rumah, tanpa menyadari bahwa kendaraan mobil masih menyala.
Jika ini terjadi untuk jangka waktu yang panjang, mereka akhirnya bisa mengalami kematian karena keracunan karbon monoksida.
Namun, meski sudah banyak korban jiwa, sebagian besar pembuat mobil belum memperkenalkan sistem keamanan baru untuk mencegah ini. Sebelumnya Society of Automotive Engineers sudah menyerukan untuk memasang sistem pengingat, kalau mobil masih dalam keadaan menyala.
Pihak National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) juga sudah mengusulkan peraturan baru, yang mengharuskan si mobil bisa mengingatkan pemilik ketika kunci kontak tidak dimatikan. Namun, banyak pembuat mobil menentang peraturan baru ini.
Padahal salah satu merek seperti Ford sudah mulai mengakomodasinya, di mana produk barunya akan secara otomatis mematikan mesin jika mobil dalam kondisi idle selama 30 menit, dan kunci utama tidak ada di dalam kendaraan. Sayangnya, sejumlah produsen mobil masih belum mengikutinya
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/22/074500815/fitur-keyless-ignition-ternyata-bisa-jadi-penyebab-kematian