Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMW Indonesia Menanti Komitmen Pemerintah untuk Mobil Hybrid

Kompas.com - 26/04/2017, 12:42 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Serpong, KompasOtomotifBMW menjadi merek pertama di Indonesia yang berkomitmen penuh dengan teknologi hybrid dan layanannya. Tak hanya meluncurkan i8 sebagai mobil tipe Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), tetapi juga menyiapkan diler khusus demi kepuasan konsumen.

Kendati demikian, BMW Indonesia masih tetap menunggu komitmen pemerintah untuk lebih serius memayungi mobil-mobil ramah lingkungan agar berkembang pesat seperti negara-negara maju.

Vice President Corporate Communication BMW Indonesia Jodie O’Tania mengatakan, kalau melihat perkembangan saat ini dengan segera disahkannya regulasi emisi berstandar Euro IV, dukungan dari pemerintah sangat positif ke arah low carbon emission vehicle.

”Pemerintah, terutama Kemenperin, menggodok Low Carbon Emission Program (LCEP). Semua kendaraan, termasuk listrik dan hybrid, pajaknya diatur di sini. Kami berharap program ini segera diresmikan, karena memang kendaraan hybrid akan bisa digunakan secara potensial apabila BBM sudah Euro IV,” ujar Jodie.

Salah satu yang diharapkan BMW Indonesia, lanjut Jodie, adalah segera hadirnya insentif yang akan mengangkat penjualan mobil-mobil ramah lingkungan, termasuk hybrid dan listrik.

Produk Hybrid Baru
Saat ini, BMW Indonesia masih punya satu produk hybrid, yakni i8. Tapi jika dilihat secara global sudah banyak model yang menggunakan teknologi serupa. Jika LCEP diresmikan nanti, BMW Indonesia bakal lebih masif menggelontor model-model hybrid.

”Jadi saat sudah ada regulasi, terutama untuk insentif pajak, pastinya BMW akan membawa lebih banyak lagi kendaraan hybrid. Tidak menutup kemungkinan produk yang sudah ada di global. Karena BMW sudah kenalkan model lain seperti X5 PHEV sudah setahun lalu,” ujar Jodie.

Dirinya juga mengatakan bahwa tak hanya BMW Indonesia saja yang menanti kehadiran regulasi ini, tetapi semua merek dan investor, meinginkan regulasi yang jelas.

”Karena semua terkait dengan investasi. Investasi kan melihat 5 tahun ke belakang, 10 tahun ke belakang, jadi apabila sudah ada aturan yang jelas, perencanaan produk dan infrasturktur sudah bisa dilakukan,” ucap Jodie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau