Stuttgart, KompasOtomotif — Sistem keyless entry memudahkan pemilik masuk ke dalam mobil sekaligus menyalakan mesin hanya dengan memencet tombol. Meski terkesan canggih, kelengkapan ini punya kelemahan, yakni gampang diretas, sehingga mobil semakin rentan terhadap pencurian.
Kesimpulan ini disampaikan komunitas pengguna mobil di Jerman, ADAC atau Allgemeiner Deutscher Automobil-Club eV, seperti dilansir Autoblog, Jumat (25/3/2016).
Setiap mobil bersistem keyless entry punya kunci yang memancarkan sinyal radio. Biasanya butuh beberapa meter buat mobil untuk mendeteksi kehadiran kunci, lantas membuka pintu mobil. Hal ini yang memungkinkan pemilik masuk ke mobil, meski kunci tetap di kantong.
Begitu pintu terbuka dan peneliti (atau maling) masuk ke mobil, mesin bisa menyala, lalu mobil dibawa pergi. Kondisi ini memungkinkan karena metode yang diberikan oleh kebanyakan produsen mobil adalah mesin bisa menyala kendati kunci keyless entry sudah tidak dalam jangkauan.
ADAC mengklaim, cara ini sudah diuji pada mobil merek Audi, BMW, General Motors, Ford, Kia, dan Toyota.
Dijelaskan, cara meretas sistem keyless entry seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, sudah ada produk buatan China yang bisa digunakan untuk membajak, tetapi dengan harga lebih mahal, yakni 700 dollar AS (Rp 9,3 juta). Namun, yang jadi kekhawatiran, produk China itu dijual secara online.
Informasi dari ADAC kembali mengangkat kekhawatiran soal mobil dengan sistem keyless entry bisa dicuri dengan mudah. Para pihak dari manufaktur belum memberikan solusi konkret atas hal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.