Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya ”Mobil Jalan-jalan” buat Kompetisi Offroad

Kompas.com - 08/10/2015, 17:08 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Selama ini, di Indonesia, kejuaraan speed offroad tak ubahnya sebagai ajang adu cepat mobil penumpang yang dipacu di lintasan non aspal. Semua menggunakan mobil produksi massal yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga bisa dipakai sebagai tunggangan offroad.

Tidak ada yang salah, namun sebenarnya ada budaya yang ”offroad banget”, dan mulai dikenalkan H Syamsudin, pebalap Jhonlin Racing Team (JRT) sejak tiga tahun lalu. Pesaing Rifat Sungkar di Kejurnas speed offroad ini membawa kendaraan buggy dari Amerika Serikat lengkap bersama timnya, merakit sendiri dengan mesin tersemat di bagian belakang.

”Kita seharusnya berterima kasih dengan Haji Syam (panggilan  H Syamsudin) karena membawa mobil canggih. Kita selama ini berkompetisi dengan mobil-mobil yang ada. Istilahnya, mobil jalan-jalan dibuat balapan. Seharusnya ada mobil khusus untuk kejuaraan, dan buat kita masih awam,” kata Rifat, Kamis (8/10/2015), di Jakarta.

JRT H Syamsudin di atas mobil buggy yang digunakan untuk kejurnas speed offroad.
Menurut Rifat, mobil buggy dengan rangka tubular yang dipakai JRT adalah mobil kompetisi. Travel suspensi tinggi, tenaga besar, rangka tubular, lincah, bahkan untuk meloncat terasa ringan. Pemilik akun @Rifato itu lantas memberi contoh balap reli Dakkar.

”Di ajang Dakkar Rally, semua mobil sudah pasti spek balap meski kadang tampangnya seperti mobil atau sepeda motor biasa. Jadi untuk kompetisi ada peruntukkannya sendiri,” ucap Rifat.

Kendati demikian, dengan apa yang dimiliki Rifat dan timnya saat ini, pesaing yang tangguh justru membuat dirinya terpacu untuk menantang dan belajar. Rifat menyatakan terus berusaha mengejar dan bersaing menajdi juara umum di kejurnas speed offroad tahun ini.

”Tapi saya masih happy dengan performa mobil. Dua tahun pakai Pajero Sport masih bisa menandingi (JRT). Tidak memakai kendaraan khusus balap dengan biaya mahal tidak menjadi excuse, karena kami masih kompetitif,” kata Rifat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau