Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Rasanya "Nyetir" Karimun Wagon R AGS

Kompas.com - 07/05/2015, 10:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif -  Karimun Wagon R dengan Auto Gear Shift (AGS) punya sensasi berbeda dengan transmisi otomatis pada umumnya. Pengoperasiannya hampir mirip dengan transmisi manual, hanya saja ketika memindah transmisi, sistem komputerisasi seperti membantu proses "menekan kopling" padahal varian ini tidak punya pedal kopling.

Mobil akan mulai merayap ketika tuas transmisi di posisi "D" (Drive). Sama seperti transmisi otomatis, ECU yang mengatur perpindahan ke  gigi tinggi atau rendah. Bedanya, pengemudi akan merasakan jeda saat pindah gigi naik, laju mobil sedikit mengendur sebelum masuk ke gigi atas seperti proses di transmisi manual. Di sinilah terasa seperti ada yang membantu menekan “pedal kopling”, padahal yang kita lakukan hanya tetap menginjak pedal gas.

AGS seperti mencakup banyak karakteristik mengemudi. Dalam kondisi ECO driving, interval perpindahan gigi otomatis terjadi di rentang 1.500 rpm hingga 2.000 rpm. Dalam kondisi normal, penggantiannya terjadi antara 2.000 – 3.000 rpm. Namun saat pedal gas diinjak menyentuh lantai, gigi naik saat rpm mendekati red line (sekitar 6.000 rpm) mirip mode "Sport" di transmisi otomatis.

Febri Ardani Saragih/KompasOtomotif Suzuki Karimun Wagon R Auto Gear Shift
“Mobil ini tanpa pedal kopling karena perpindahan gigi diatur oleh Transmission Control Modul (TMC). Otomatis atau manual adaptif untuk segala kondisi,” jelas Donny Saputra, Head of 4W Product Development SIS saat test drive Karimun Wagon R AGS keliling Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Pemahaman

Benar menurut penjelasan Suzuki Indomobil Sales (SIS), butuh momen memahami cara kerja AGS. Wajar saja, AGS belum pernah ditawarkan di model SIS jadi tak ada pembanding. Bahkan Wagon R dengan AGS di Indonesia adalah yang pertama diluncurkan di dunia. Di India –pengimpor komponen AGS- baru menggunakannya di Celerio.

TMC yang membaca tekanan kaki di pedal gas. KompasOtomotif sesekali merasa ada gejala “lemot”, misalnya saat tanjakan atau jalan rusak,  karena penggantian gigi kerap tidak terjadi sesuai keinginan. Meski begitu hal ini bisa diatasi dengan menggeser tuas transmisi ke arah “M” (manual). Di mode ini pindah ke gigi atas bisa dilakukan lebih leluasa.

Wagon R AGS tak punya posisi transmisi “P” (Park). Donny mengatakan, saat parkir tuas transmisi bisa dipasang di posisi “R” (Reverse) atau “M” sebelum mesin dimatikan untuk menjaga bodi tidak bergerak. Untuk parkir pararel, tuas transmisi bisa diposisikan di “N” (netral) agar mobil bisa didorong.

Febri Ardani Suzuki Karimun Wagon-R AGS dengan transmisi baru.
Tenaga

Saat pengujian, awak redaksi mencoba varian GS AGS. Kabin diisi tiga jurnalis plus barang-barang bawaan. Cukup menantang memanfaatkan besar torsi 90 Nm dari mesin K10B 3-silinder 998 cc untuk membuat bodi bergerak di kemacetan namun tetap irit. Sebagian tenaga 67 tk baru bisa dimanfaatkan saat melewati jalur lapang atau di jalan bebas hambatan.

Kesimpulan

AGS tersedia di semua varian kecuali GA. Beda harga varian AGS dibanding versi manual hanya Rp 8 juta, masih lebih murah ketimbang “mobil murah” lain yang terpaut lebih dari RP 10 juta. Dari sisi ekonomi tentu lebih baik untuk daya beli konsumen.

Selain itu setiap pemilik Wagon R AGS pasti mendapatkan impresi beda mengemudikan transmisi manual 5-percepatan namun serasa otomatis. SIS juga mengatakan perawatan AGS seperti mobil manual bukan matik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau