Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mitsubishi Strada Triton jadi Mobil Operasional Perkebunan

Kompas.com - 01/03/2014, 08:30 WIB
Aris F. Harvenda

Penulis

Medan, KompasOtomotif - Di Indonesia, tersedia banyak pilihan pikap kabin ganda dengan sistem gerak 4 roda. Namun bagi salah satu perkebunan kelapa sawit terbesar di Medan, Sumatera Utara, pilihan ideal adalah Mitsubishi Strada Triton, yang sejak 2007 sudah dipakai hingga kini. Ada beberapa hal yang melandasi hal tersebut seperti disampaikan Sugito, Estate Manager PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, Begerpang Estate.

"Syarat utama pastinya punya sistem gerak semua roda, dan itu dipunyai Strada. Selain itu memiliki daya tahun yang bagus meski jalur yang ditempuh tergolong berat," terang Sugito, di perkebunan Begerpang Estate, Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/2/2013).

Pertimbangan penting lain, lanjut Sugito adalah, tidak rewel. Bahkan untuk perawatan dan ketersediaan suku cadang dirasa cukup cepat. "Hal tersebut menjadi sangat penting bagi kami, sebab jika waktu perawatan atau perbaikan lama akan mengganggu operasional," ungkap Sugito.

Namun ke depannya, diharapkan dealer Mitsubishi di Medan mau "menjemput bola" dalam hal perawatan dan perbaikan. Mengingat jarak yang cukup jauh dari perkebunan menuju kota Medan (antara 28 - 40 km). "Kami akan sangat berterima kasih jika saatnya servis atau perbaikan pihak dealer mau datang ke sini, sebagai salah satu layanan servis kepada pelanggan setia," harap Sugito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau