Jakarta, KompasOtomotif - Kalau Gaikindo memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada 2014 sama dengan tahun lalu, 1,23 juta unit (wholesale), Frost & Sullivan dari Singapura lebih optimistis lagi, yaitu 1,3 1 juta unit atau naik 6,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Vivek Vaidya, Vice President, Automotive & Transportation Practice, Asia-Pacific, Frost & Sullivan, sore ini (5/2/2014) di hotel Mulia, Jakarta pada acara "Prediksi Industtri Otomotif Indonesia 2014" bekerjasama dengan Gabungan Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).
Pil Ajaib LCGC
Dijelaskan, pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia tahun ini dipicu dengan meningkatnya permintaan terhadap mobil harga terjangkau dan hemat energi atau LCGC. Ia berani mengatakan, LCGC adalah pil ajaib pada industri otomotif Indonesia karena dalam 4 bulan terakhir 2013 (September – November), bisa terjual 51.180 unit dari 4 merek, yaitu Toyota (Agya), Daihatsu (Ayla), Honda (Brio Satya) dan Suzuki (Karimun WagonR). Padahal, tahun ini juga akan muncul dua lagi Datsun yang tak kalah menarik dari segi harga, yaitu Go+ dan Go.
Ditambahkan, faktor lain yang mendorong, tumbuhnya penjualan mobil di Indonesia adalah naiknya Pendapatan per Kapita Bruto (PDB) di kisaran 5,5 – 6 persen. Konsumsi domestik Indonesia juga niak, khususnya dari kalangan menengah.
Viviek memperkirakan, tahun ini LCGC akan terjual 125.000 unit atau 9,5 persen dari total penjualan mobil dan tumbuh 144 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Ditambahkan, faktor yang bisa memperlambatkan pertumbuhan adalah persyaratan kredit yang makin ketat, suku bunga tinggi dan kenaikkan tarif dasar listrik.
"Karena LCGC, penjualan kendaraan 4x2 juga meningkat. Namun untuk sedan dan 4x4 diperkirakan turun karena pemerintah akan menggenakan pajak lebih tinggi, khususnya yang bermesin di atas 3.000 cc," jelasnya.
Komposisi pertumbuhan penjualan, mobil penumpang 8,0 pesan atau menjadi 950.000 unit dan komersial 360.000 unit atau 2,7 unit. Rendahnya pertumbuhan kendaraan komersial karena pemulihan ekonomi berjalan lambat.
“Truk dan pikap tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama, khususnya truk ringan dan medium. Pemicunya, kebutuhan perdagangan & ritel dan logistik terus bertambah,” tegasnya.
Ditambahkan, kendati tahun lalu, Indonesia kembali membuat rekor penjualan baru, 1,23 juta unit, namun di ASEAN masih di bawah Thailand dengan penjualan 1,33 juta unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.