Yokohama, KompasOtomotif - CEO Nissan-Renault, Carlos Ghosn mengatakan, aliansi Jepang-Prancis yang dipimpinnya itu sebaik punya 2 bos yang berbeda. Masa bakti Ghosn akan habis kurang dari lima tahun ke depan. Tahun lalu Ghosn diputuskan masih berperan sebagai CEO Nissan hingga 2015, sedangkan kontrak kerjanya sebagai CEO Renault diperpanjang tiga tahun saat rapat pemegang saham, April nanti.
“Saya tidak merekomendasikan siapapun untuk melakukukan pekerjaan yang telah saya kerjakan. Memimpin dua perusahaan di dua negara sangat berat. Saya melakukannya karena tidak punya pilihan. Saya ditempatkan di posisi yang seharusnya. Tentu ada keuntungan buat kedua perusahaan,” jelasnya.
Selepas kepemimpinannya nanti, pria 59 tahun kelahiran Brazil ini menginginkan Nissan dipimpin oleh orang berkebangsaan Jepang. “Hal itu seperti simbolis, kita punya banyak talenta asal Jepang,” jelas Ghosn. Namun demikian, dia juga tidak menampik kemungkinan Renault-Nissan tetap dipimpin satu orang.
“Saya pikir kita tidak hanya fokus pada satu pilihan. Bila bisa dihindari (satu kepemimpinan), saya sangat merekomendasikan,” tutupnya.
Apa yang diutarakan Ghosn adalah pendapat pribadinya. Ia menuturkan, semua keputusan tetap dibebankan pada rapat dewan direksi dan pemegang saham setiap perusahaan.