Detroit, KompasOtomotif - Nissan Amerika Serikat begitu serius pada potensi internet, khususnya situs pencari (search engine) sampai-sampai harus melakukan hal di luar kebisaan. Tidak tanggung-tanggung, 18 model dipangkas banderolnya supaya menarik bagi konsumen mencari via online. Pemotongan bervariatif, mulai dari 2,7 persen atau setara 580 dollar AS (Rp 5,6 juta) untuk Altima sampai 10,7 persen (4.400 dollar AS/Rp 42,7 juta) untuk SUV Armada. Model lain yang mengalami penyesuaian harga, antara lain Sentra, Juke, Murano, Rogue dan Maxima.
Jose Munoz, Senior Vice President of Sales and Marketing Nissan AS mengatakan, kendaraan yang mengalami pemotongan harga berkisar 65 persen dari total model yang dipasarkan di AS. Banderol yang tertera di stiker, lanjutnya, lebih mahal dari beberapa kompetitor di masing-masing segmen membuat Nissan tidak masuk dalam hitungan ketika calon konsumen mau membeli.
"Dalam beberapa pencarian pelanggan, kami tidak muncul. Kami mau selalu ada dalam daftar pilihan dan bisa dipertimbangkan oleh sebanyak-banyaknya calon konsumen yang ada," komentar Munoz, dilansir AP, kemarin (1/5/2013).
Penurunan harga dilakukan dengan mengonversi diskon atau promo uang kembali yang biasa dilakukan ketika persaingan lagi sengit. Terutama dari rival satu negara, Toyota maupun Honda. Harga baru efektif mulai berlaku besok (Jumat, 3/5/2013), untuk semua model yang sudah diumumkan di masing-masing jaringan pemasaran.
Upaya ini menjadi salah satu cara mengejar ambisi Carlos Ghosn, CEO Nissan-Renault untuk menguasai 10 persen pangsa pasar di AS, mulai 2016 atau lebih cepat. Tekanan ini membuat petinggi Nissan di AS memutar otak untuk bisa mewujudkannya. Masalahnya, kuartal pertama tahun ini, penjualan Nissan turun 1,3 persen dan menguasai 8,6 persen pangsa pasar.
Picu
Nissan mengelak ketika ditanya kemungkinan penurunan banderol ini ada dengan penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS. SItuasi ini membuat impor komponen dan CKD set dari Jepang lebih murah dari memanfaatkan AS. Sejumlah kalangan menghawatirkan langkah Nissan ini justru memicu aksi perang harga lanjutan pada tahapan berikut!
Jeff Schuster, Senior Vice President of Forecasting LMC Automotive, lembaga peneliti dari Detroit mengatakan, penurunan nilai yen membantu Nissan bisa merevisi banderol. Tujuan utamanya, mengejar target penjualan dengan persaingan yang makin ketat. "Kita bisa dihadapkan dengan perang harga nantinya. Jika yen tetap berada seperti sekarang ini, pertarungan akan semakin sengit ke depan," beber Jeff.
Nissan bukan merek pertama yang menurunkan banderolnya tahun ini, di awal 2013, General Motors juga melakukan hal serupa. Memotong harga Malibu sekitar 300-770 dolar AS (Rp 2,9- 7,4 juta) untuk memicu penjualan.