BOGOR, KOMPAS.com - Setelah subsidi sebesar Rp 7 juta dibuka untuk umum, jumlah peminat dan pembeli motor listrik diklaim mengalami peningkatan signifikan.
Akan tetapi ada satu masalah umum yang seringkali dijumpai, yakni masih dijumpai konsumen mengeluhkan soal kurangnya performa atau daya jelajah dari motor listrik.
Ganesha Tri Chandrasa, EV and RE Senior Researcher Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengaku sering mendengar keluhan ini dari beberapa koleganya.
Baca juga: Honda Resmikan Museum Mobil Klasik, Koleksi Langka dan Bersejarah
Menurutnya, ada satu penyebab yang jadi akar permasalahan, yakni minimnya pengetahuan konsumen soal teknologi kendaraan listrik.
Selain minat yang minim, konsumen juga nampaknya tidak melakukan riset mendalam sebelum membeli motor listrik.
“Sekarang kan masalahnya begini, orang tahu ada subsidi dan (motor listrik) jadi murah, akhirnya dibeli. Soal spesifikasi cuma cari tahu alakadarnya,” ucapnya kepada Kompas.com di Bogor, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Daftar Harga Tiket Bus AKAP Jakarta-Yogyakarta, mulai Rp 156.000
Satu hal yang harus dipahami, walaupun sama-sama tergolong kendaraan untuk transportasi, motor listrik dan motor konvensional punya perbedaan signifikan.
Chandra mencontohkan soal performa, konsumen sebaiknya tidak membeli motor listrik yang harganya terlalu murah, karena boleh jadi tenaga dan sensasi berkendaranya tidak sesuai ekspektasi.
“Misalnya saya biasa pakai motor bensin 150cc, kemudian mau cari motor listrik murah dan beli yang output dayanya cuma 1.500 watt, ya jelas nggak ngangkat (tidak memenuhi ekpektasi), harusnya kan minimal 2.000 watt” kata dia.
Baca juga: Alasan Kenapa Mengganti Busi Mobil Harus Satu Set
Dia menganjurkan konsumen yang hendak membeli motor listrik untuk setidaknya melakukan dua langkah, yakni riset mendalam dan mencoba test ride.
Membeli motor listrik juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan, akankah digunakan sebagai kendaraan utama, atau hanya sebagai kendaraan pelengkap saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.