JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit orang memilih melakukan touring menggunakan sepeda motor saat malam hari. Pemilihan berangkat waktu malam diharapkan dapat memotong waktu tempuh berkendara karena tidak terkena jam macet.
Meski demikian, Setyo Suryako, Trainer Yamaha Riding Academy (YRI), mengatakan, dari kacamata safety riding touring malam hari tidak disarankan. Sebab bertentangan dengan kondisi alami tubuh yang seharusnya beristirahat.
Baca juga: Begini Etika yang Baik Saat Turing
"Sebenarnya dari kami, tim Yamaha, touring malam itu tidak disarankan. Sebab saat malam badan harus beristirahat. Kalau memang mau riding disarankan siang hari, saat badan kita memang bekerja," kata Setyo kepada Kompas.com.
Marcell Kurniawan, pengamat keselamatan berkendara sekaligus Training Director The Real Driving Center (RDC) menambahkan, touring malam hari memang tidak disarankan karena lebih berbahaya ketimbang siang hari.
Baca juga: Cegah Tabrakan Beruntun saat Turing
"Bahaya berkendara di malam hari. Pertama, pada malam hari kemampuan spasial manusia menurun karena visibilitas menurun. Kedua lampu kendaraan lain dapat menyebabkan silau yang dapat menyebabkan efek snow blindnes. Ketiga karena hanya mengandalkan lampu, kemampuan manusia mengukur jarak dengan kendaraan lain juga berkurang," ucap Marcell.
Meski tidak disarankan, Marcell mengatakan, touring tetap tapi bisa dilakukan jika mengerti risiko yang dihadapi. Hanya saja jika turing dilakukan secara berkelompok, maka penting juga mempelajari cara berkendara berkelompok.
Untuk turing di malam hari wajib untuk lebih waspada:
1. Jaga emosi, karena saat berkendara dalam kawanan biasanya membuat seseorang lebih percaya diri dan cenderung mengambil risiko lebih.
2. Atur posisi dengan menempatkan kendaraan kita secara diagonal dengan pengendara di depan kita.
3. Jaga jarak aman minimal 2 detik dengan kendaraan di depan kita.
4. Kendaraan paling depan wajib menjaga kecepatan yang wajar, agar kelompok di depan tidak pelu menekan gas untuk mengejar.