JAKARTA, KOMPAS.com – Nasib pikap mungil Daihatsu, Hi-Max, seakan di ujung tanduk. Kondisinya saat ini, penjualan pikap seharga di bawah Rp 100 juta itu sedang terpuruk dan Astra Daihatsu Motor (ADM) belum tahu mau berbuat apa.
Sejak meluncur penjualan Hi-Max selama 19 bulan (Oktober 2016 – April 2018) mencapai 1.572 unit atau berarti 89 unit per bulan. Angka itu jauh dari target yang pernah ditetapkan, yaitu 200 – 250 unit per bulan.
Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra pasar Hi-Max ciut karena konsumen di Indonesia mau pikap dengan bak besar yang sudah diatasi Daihatsu dengan Gran Max. Hi-Max seperti kehilangan tempat, padahal pikap ini merupakan produk lokal di pabrik Daihatsu di Sunter, Jakarta Utara.
Baca juga: Jualan Daihatsu Hi-Max Masih Melempem
Seakan jadi makin parah, berdiri satu kaki di ujung tanduk, Amelia mengatakan jalur produksi Hi-Max kini digunakan untuk memperbanyak produksi Terios-Rush. ADM lagi dikejar-kejar diler dan konsumen soal inden kedua low SUV itu.
“Jadi sementara kami pakai jalur Hi-Max untuk produksi Terios-Rush,” kata Amelia tanpa menjelaskan lanjut sampai kapan demikian.
Amelia mengaku saat ini belum ada strategi khusus buat “menyelamatkan” Hi-Max yang sedang lunglai dan “disingkirkan”
“Belum ada strategi buat Hi-Max, pasarnya kecil. Kami fokus pada pasar yang besar dulu,” ucap Amelia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.