Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Istilah “Tak” pada Mesin Sepeda Motor

Kompas.com - 06/01/2018, 08:22 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Istilah 2Tak dan 4Tak sudah tidak asing lagi di dunia otomotif khususnya roda dua. Keduanya adalah jenis dari mesin pembakaran dalam, artinya untuk menghasilkan satu daya, perlu dua dan empat kali gerakan piston atau disebut langkah.

Bagi teman-teman yang gemar oprek-oprek sepeda motor mungkin sudah di luar kepala istilah tersebut. Namun, pertanyaan yang terlintas, sebenarnya “Tak” itu dari mana asal usulnya  sehingga bisa sampai disebut-sebut oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia.

Suzuki Satria lawas.Donny Apriliananda/KompasOtomotif Suzuki Satria lawas.
M Abidin, GM Aftersales and Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), coba memberikan obat penasaran tersebut. Dirinya menyebut bahwa “Tak” itu disebutnya berasal dari bahasa Belanda yang kemudian diserap menjadi istilah umum di tengah masyarakat Indonesia.

Baca juga: Benarkah Ganti Knalpot Racing Bisa Tambah Performa?

“Istilah 2-takt atau 4-takt itu adalah bahasa Belanda yang artinya stroke atau langkah. Seiring dengan waktu, sebutannya menjadi ‘Tak’. Ini sama seperti komponen crankshaft (poros engkol) yang kemudian dikenal di dalam negeri menjadi krukas,” ucap Abidin, Jumat (5/1/2018).

Abidin melanjutkan, komponen lain yang berubah secara pengucapan dari istilah asalnya, yaitu piston yang bahasa aslinya zuiger, sementara mekanik menyebutnya sekker atau juga seher. Lalu ada lagi camshaft, yang dikenal di kalangan mekanik adalah nokkenas,”

“Semuanya istilah teknis itu kebanyakan dari (bahasa) Belanda,” ujar Abidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau