Gianyar, KompasOtomotif – Mengemudian mobil dengan apik dan menjaga bahan bakar tetap irit (eco-driving), jadi salah satu skill mengendarai mobil. Jadi, tidak melulu skill identik soal jago kebut-kebutan atau ngepot-ngepot di sirkuit saja.
Beberapa merek saat ini sudah melengkapi beberapa model mereka dengan indikator eco-driving pada Multi Information Display (MID). Ini jadi salah satu acuan kalau cara berkendara tidak boros bahan bakar.
Sugihendi, Trainer Nissan College mengatakan, untuk bisa punya skill eco-driving tidak sulit, hanya saja butuh pemahaman dan kemauan untuk melakukannya. Sugihendi merekomendasikan beberapa teknik yang bisa diaplikasikan.
Pertama, naikkan kecepatan secara bertahap dan hindari menginjak gas secara tiba-tiba. Ini merupakan salah satu kunci dari eco driving. Pasalnya mesin mengeluarkan bahan bakar paling banyak, ketika mobil dari posisi diam kemudian berjalan.
Kedua, hindari kelebihan beban mesin atau putaran yang berlebihan. Mengejar eco driving, putaran mesin sebaiknya selalu ada di bawah 2.000 rpm (rotasi per menit). Karena kalau di atau itu, otomatis penggunaan bahan bakar akan lebih besar.
Baca juga : Ingat Kecelakaan Fatal yang Pernah Terjadi di JLNT Casablanca!
Ketiga, mengantisipasi ketika akan melewati menanjak. “Jadi kita usahakan dari jarak yang cukup jauh mobil sudah punya tenaga yang cukup. Bukan berarti gas kita bejek habis, tapi cukup saja untuk mendapatkan monetum. Kembali lagi, kalau memang harus menambah kecepatan saat menanjak usahakan rpm di jaga jangan lebih 2.000 rpm, walaupun harus lebih dari itu jangan berlebihan,” ujar Sugihendi, Selasa (21/11/2017).
Keempat, usahakan selalu menggunakan engine braking, untuk mengurangi kecepatan. “Teknik ini bukan hanya untuk mobil manual saja tapi juga berlaku pada matik. Jadi hanya dengan mengangkat pedal gas, sudah tergolong engine brake,” tutur Sugihendi.
Kelima, pertahankan kecepatan konstan di jalan raya. Semakin konstan kecepatan semakin bagus dan semakin sedikit fluktuasi rpm. “Namun bukan berarti juga kecepatan lambat berarti irit,” kata Sugihendi.
Keenam, hindari mesin idling (menyala netral) terlalu lama. Ketika ingin mengejar eco driving, matikan mesin jika kendaraan berhenti atau menunggu dalam waktu yang lama.
Ketujuh, atur suhu AC secukupnya tidak terlalu dingin atau matikn jika perlu. Ini akan membuat kompesor bekerja tidak terlalu lama, dan mengurangi beban berat pada mesin sehingga menghemat konsumsi bahan bakar.
Kedelapan, tutup kaca saat kecepatan tinggi. Mengemudi dengan jendela terbuka dengan kecepatan tinggi, akan mengurangi aerodinamis kendaraaan dan menambah konsumsi bahan bakar.
Kesembilan, jangan bertindak agresif dan santai saja dalam berkendara. “Tak perlu terburu-buru, tetap fokus dan tenang sehingga tidak menjadi pengendara yang agresif. Jika diprovokasi sebaiknya jangan menanggapi, dan perhatikan tujuan untuk mengemudi secara ekonomis,” kata Sugihendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.