Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Mirage Matik Rifat Ukir 27,4 Km per Liter

Kompas.com - 11/03/2013, 10:25 WIB

Jakarta, KompasOtomotif - Mitsubishi Indonesia terus gencar menginformasikan melalui pembuktian mengenai konsumsi bahan bakar Mirage kepada calon konsumennya. Setelah melalui jurnalis, yang kemudian diadu sama pereli Dakar Hiroshi Masuoka di Bali (Desember 2012), PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) coba mengemasnya yang lebih komplet pengujinya melalui ajang "Mirage Eco Drive" dengan rute Jakarta-Karawachi-Jakarta, Ahad (10/3).

Kali ini, wakil jurnalis (6) dan pemilik Mirage (23 orang) diadu dengan empat pereli nasional Rifat dan Rizal Sungkar, Subhan Aksa, dan Akbar Hadianto. Keempatnya dibekali city car bertansmisi matik dan mereka baru pertama kali ikut lomba irit ini. Sedang jurnalis dibagi dua bagian matik dan manual. Peserta menempuh jarak 113 km terbagi dalam lima pos.

"Kami tidak perlu bercerita panjang lebar soal kehebatan dan efisiensi Mirage, silakan rasakan dan buktikan sendiri," ujar Direktur Pemasaran KTB Rizwan Alamsjah kepada peserta.

Trik Rifat
Ada anggapan bahwa transmisi matik lebih boros dari manual. Nah, pada acara ini Rifat Sungkar dengan Mirage matik membalik fakta tersebut. Ia justru paling irit di antara seluruh peserta dengan hasil terbaik 27,4 km per liter dilihat dari MID, sedangkan adiknya Rizal kedua dengan 25,0 kpl, diikuti Subhan (23,4) dan Akbar 20,1).

Sementara di kelompok jurnalis, teririt 25,2 kpl manual, sementara matiknya 24,0 kpl. KompasOtomotif dengan manual berada di urutan ketiga mencatat 23,4 kpl.

Rute yang dilalui sangat variasi dan cocok untuk pembuktian efisiensi bahan bakar. Seperti trayek I dari KTB menuju pos I di Jl.Gatot Subroto melalui dalam kota dengan kondisi lalui lintas ramai lancar. Ketika menuju pos II di KM13,5 tol Karawachi, kesabaran peserta diuji melalui daerah Kebayoran yang pada ruas jalan tertentu cukup padat. Terlebih lagi dari Karawachi ke luar tol menuju BSD, kondisi lalu lintasnya sangat padat.

Dengan semua kondisi lalu lintas tersebut, Rifat mengukir keiritan 27,4 kpl. Padahal, saat melaju di jalan tol antara 60 kpj bahkan sempat sampai 90 kpj. Ia pun lantas membocorkan teknik "eco drive".

Kunci paling utama, katanya, jaga emosi dan kesabaran. Selama dalam perjalanan, ia menjaga putaran mesin ideal di sekitar 1.500 rpm, menekan pedal gas pada momen yang tepat saat di tanjakan dan mengangkatnya di jalanan turun. Begitu juga setiap awal start, putaran mesin harus naik dengan perlahan.

Faktor lain mendukung keiritan, temperatur AC. Tingkat kedinginannya diposisikan 25 derajat celcius. "Kalau berada paling rendah (18) justru membuat beban kerja mesin berat," urainya. Kemudian, sistem sirkulasi udara dipilihnya yang masuk dan keluar. "Memang, bau dari luar masuk. Tapi, kalau dipakai yang sirkulasi di dalam, justru angin dari depan menghambat laju karena tidak tersalur," alasan Rifat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau