Jakarta, KompasOtomotif - Raksasa otomotif asal Eropa Volkswagen AG (VW) terus mengejar ambisinya menjadi produsen terbesar di dunia pada 2018. Untuk itu, produsen asal Wolfsburg itu mengincar Indonesia sebagai salah satu pasar dan tempat merakit produknya. Rencana pembangunan pabrik VW di Indonesia, diperkirakan paling cepat terwujud tahun depan.
Hal tersebut disampaikan Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian di Jakarta Selatan, Senin (27/8/2012). "Mereka sudah siap dari tahun lalu. Butuh dua tahun," komentar Budi.
Dijelaskan, VW berniat ikut dalam program proyek karbon emisi rendah (low emission carbon project/LECP) di Indonesia. Teknologi yang dimiliki VW dinilai mumpuni untuk bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah.
"Teknologi mereka selangah lebih maju dari (merek-merek) Jepang. Kalau mereka bisa memenuhi konsumsi 20 kpl (km per liter) maka bisa dapat insentif," beber Budi.
Pemerintah membagi LECP menjadi dua kelompok, yaitu mobil dengan mesin 1.200 cc ke bawah, untuk low cost and green car (LCGC) dan 1.200 cc ke atas. Untuk mesin yang lebih besar (1.200 cc ke atas), juga disiapkan insentif dengan syarat, standar konsumsi bahan bakar 20 kpl.
"Insentifnya berupa keringanan PPnBM (Pajak Penambahan Nilai Barang Mewah). Tentu tidak melebihi LCGC," papar Budi.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk mendorong investasi dan alih teknologi ke dalam negeri, Kemenperin, menyiapkan insentif untuk LCGC berupa penghapusan PPnBM, saat ini dikenakan 10 persen. Sedangkan untuk LECP, didiskon setengah dari setiap golongan mesin.
Misalnya, kendaraan 4x2 dengan mesin 1.500-2.500 cc ditetapkan 20 persen, menjadi 10 persen; mesin 2.500-3.000 cc dikenakan 40 persen jadi 20 persen. "Pastinya mereka akan mendapat keringanan sebagai manufaktur yang membutuhkan teknologi lebih tinggi untuk mencapai konsumsi 20 kpl," lanjut Budi.
Tetap Indonesia
Kepastian VW masuk Indonesia sebenarnya sempat pudar saat prinsipal Jerman itu mengumumkan memilih Malaysia sebagai basis produksi Passat (sedan) untuk ASEAN sejak 2010. Tapi, prinsipal sudah mengumumkan siap mendirikan pabrik perakitan baru di Indonesia dengan total investasi 140 juta dollar AS atau setara Rp 1,26 triliun dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun.
"Kapasitas mereka akan lebih besar di Indonesia, itu pasti! Sekarang mereka tengah mencari pemasok lokal yang tepat. Masalanya, industri komponen kita juga sudah dalam kapasitas penuh untuk memenuhi pesanan dari merek Jepang. Jadi harus menunggu komitmen investasi baru (dari industri komponen)," tukas Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.