Jakarta, KompasOtomotif –Kondisi jalan tidak selamanya mulus, kadang pengemudi juga harus berhadapan dengan permukaan tidak rata mulai dari kadar ringan sampai menjurus off-road. Beda seperti di aspal, berkendara di medan off-road membutuhkan mengemudi dengan cara pandang lain.
Misalnya, Anda berkunjung ke daerah pedalaman di wilayah perbukitan, lantas menemukan tanjakan curam dengan kondis tanah lunak plus berbatu. Dalam pandangan safety driving, kurang benar jika Anda langsung melintasinya tanpa perhitungan, apalagi jika situasi jalan ditambah malam hari dan hujan.
Menurut Momon S Maderoni, Konsultan dari Indonesia SmartDrive, saat dimintai tips berkendara aman melintasi rintangan seperti itu menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus diketahui pengemudi.
Pertama, jika sampai tidak yakin, pengemudi sebaiknya turun dari mobil buat melihat kondisi jalan lebih dekat. Dari situ penilaian bisa lebih sesuai dengan kemampuan kendaraan, plus menambah keputusan lebih akurat.
Hal yang perlu dipertimbangkan, kondisi permukaan jalan, pijakan ban, titik-titik awal pedal gas diinjak, posisi bodi kendaraan, dan sebagainya.
Kedua, pengemudi wajib tahu spesifikasi kendaraan yang dikemudikan. Beberapa hal yang wajib diketahui, penggerak depan, belakang, atau semua roda dan ground clearance. Tidak kalah penting, besaran tenaga dari mesin berikut torsi.
Khusus untuk torsi, potensi ini yang paling berguna untuk menanjak, perlu dipahami kapan torsi berada di puncak putaran mesin. Momon mengatakan asumsi yang salah kalau mengira jika pedal gas ditekan makin dalam maka torsinya semakin besar sebab kurva torsi menurun setelah mencapai puncak.
Poin ketiga masalah kemudi. Mudah sekali kehilangan arah kemudi saat melintasi off-road. Salah satu cara mengatasinya dengan mengingat berapa kali kemudi telah diputar ke kanan atau kiri.
"Saat di off-road istilah saya maintain power, kapan gas kapan tidak, itu banyak korelasinya dengan pengalaman. Kunci utama di roda depan, kalau dapat yang lain bisa ngikut. Melintasi medan off-road itu bisa main hajar saja tapi kan tidak ada konsep safety-nya. Kalau bisa mengandalkan traksi kenapa harus ngebut? papar Momon, Sabtu (12/11/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.