Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isuzu Sambut Positif Pembatasan Muatan Barang

Kompas.com - 11/11/2016, 07:42 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Perilaku para pemilik truk atau angkutan barang, yang muatannya melebihi kapasitas menjadi sorotan pemerintah. Pasalnya, kondisi ini membuat infrastruktur jalan menjadi cepat rusak.

Menanggapi hal tersebut, Ernando Demily, Vice President Director Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengatakan, kalau pengetatan aturan pembatasan muatan, merupakan inisiatif yang sangat positif. Kembali lagi, ini terkait dengan biaya besar yang terus dikeluarkan pemerintah untuk memperbaiki jalan rusak.

"Kami berbicara dari sisi makronya, di mana kita tahu semua, berapa besar biaya perbaikan jalan hari ini. Kalau dulu leluconnya yaitu, Pantura perbaikan sepanjang masa. Salah satu faktor besarnya, fungsi jembatan timbang yang tidak dijalankan secara konsisten," ujar Ernando di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Baca juga : Truk Bermuatan Lebih Sebabkan Umur Jalan Berkurang

Ernando menambahkan, jika aturan pembatasan tonase djalankan dengan benar, maka anggaran yang seharusnya untuk memperbaiki jalan, bisa dialokasikan untuk membangun infrastruktur lain seperti penambahan volume jalan.

"Truk di Indonesia itu pemakaiannya luar biasa, kalau bisa 10 ton kenapa tidak 11 ton, kalau bisa 11 ton mengapa tidak 12 ton, begitu seterusnya. Jadi jika tonase di beri batas, dan dijalakan sesuai aturan, saya pikir imbasnya akan sangat positif," ujar Ernando.

Baca juga : Kelebihan Muatan, Ratusan Truk Pasir Kena Tilang dalam Satu Jam

Menguntungkan Produsen

Melalui aturan itu, kata Ernando, para produsen kondaraan komersial akan memiliki produk yang common (umum), yang tidak hanya bisa dijual di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Jadi peluang terbuka untuk ekspor.

"Kemudian keuntungan lain, dengan pembatasan tonase, akan membangkitakn demand truk, karena kebutuhan menjadi lebih tinggi. Dengan demikian, kami sebagai produsen di Indonesia harusnya bisa mendapatkan manfaat yang sama," ujar Ernando.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com