Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Motor Masih Lesu, AISI Mau Revisi Target Penjualan

Kompas.com - 11/06/2025, 14:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tengah memantau dengan cermat tren penjualan sepeda motor nasional yang belum sepenuhnya membaik di awal tahun 2025.

Meski terjadi kenaikan penjualan pada Mei, kondisi pasar roda dua masih berada dalam tekanan, mendorong AISI mempertimbangkan revisi target tahunan.

"Kalau penurunannya masih di kisaran 2–3 persen, kami belum akan mengubah target. Tapi kita lihat lagi dalam tiga bulan ke depan, mungkin sekitar Agustus (revisi target)," ujar Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, kepada Kompas.com (10/6/2025).

Baca juga: Uji Fitur Unggulan Yamaha Gear Ultima

Booth Yamaha di IMOS 2023KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Booth Yamaha di IMOS 2023

Sebelumnya, AISI menetapkan target penjualan motor nasional di angka 6,4 hingga 6,7 juta unit untuk tahun 2025.

Namun, realisasi penjualan hingga Mei baru mencapai 2.595.303 unit, turun 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat 2.659.896 unit.

Penjualan pada Mei 2025 sebenarnya menunjukkan perbaikan dibandingkan April. Berdasarkan laporan AISI, volume penjualan domestik mencapai 505.350 unit, meningkat 24,2 persen dibandingkan April yang mencatat 406.691 unit.

Baca juga: Kelebihan Produksi, Geely Stop Bangun Pabrik Baru

Namun secara tahunan, penjualan pada bulan lalu hanya sedikit di bawah capaian Mei 2024, yakni turun 0,06 persen.

Meski ada lonjakan bulanan, Sigit menegaskan bahwa kondisi pasar secara umum masih belum membaik.

Salah satu penyebab utama adalah melemahnya penjualan melalui skema kredit, yang selama ini menyumbang sekitar 60 hingga 70 persen dari total pembelian sepeda motor di Indonesia.

Baca juga: Pergeseran Preferensi Konsumen Mobil Listrik di Indonesia

Booth TVS di ajang Jakarta Fair 2022KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Booth TVS di ajang Jakarta Fair 2022

"Penurunan ini bukan semata karena daya beli, tapi karena kualitas kelayakan konsumen dalam mengakses kredit juga menurun," ucap Sigit.

Menurutnya, banyak calon pembeli kini gagal lolos proses verifikasi oleh perusahaan pembiayaan karena faktor seperti pinjaman lain yang masih berjalan, histori kredit yang buruk, atau tidak memenuhi persyaratan administratif.

Selain tantangan dari sisi pembiayaan, kebijakan opsen pajak kendaraan bermotor yang mulai diterapkan di beberapa daerah juga dinilai turut memberikan tekanan terhadap permintaan.

"Daerah yang menerapkan opsen pajak terasa sekali dampaknya. Tapi bahkan di daerah yang tidak menaikkan pajak pun, tetap ada penurunan walau tidak sedrastis yang kena opsen," kata Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau