JAKARTA, KOMPAS.com – Meski pilihan mobil listrik baru di Indonesia semakin beragam, pasar mobil listrik bekas masih belum menunjukkan geliat yang signifikan.
Pedagang mobil bekas mengungkapkan bahwa minat terhadap mobil listrik bekas belum setinggi mobil konvensional.
Baca juga: Mengenal Peran Road Captain, Sweeper, dan Marshal Saat Touring Motor
Rama, pemilik showroom Rama Dagang Mobil, menyebut salah satu kendala utama adalah minimnya dukungan dari lembaga pembiayaan (leasing), yang membuat konsumen ragu untuk membeli.
"Pertama, pasarnya masih jarang. Kedua, leasing-nya belum mau. Sekitar 70 persen di tempat saya itu (beli mobil bekas) masih lewat leasing, orang sekarang jarang yang beli cash," ujar Rama kepada Kompas.com, Senin (9/6/2025).
Menurut dia, meskipun ada lembaga pembiayaan seperti CIMB Niaga Finance yang masih menerima pengajuan kredit untuk mobil listrik bekas, jumlahnya belum banyak dan cakupan pasarnya masih terbatas. "Leasing seperti Niaga Finance masih mau (mobil listrik bekas). Tapi memang tidak banyak, dan pasarnya juga belum besar," kata Rama.
Rama menjelaskan, karakteristik konsumen mobil bekas berbeda dengan pembeli mobil baru.
Umumnya, pembeli mobil bekas membeli karena kebutuhan utama, bukan karena keinginan memiliki kendaraan listrik. "Kalau pembeli mobil bekas itu biasanya lebih ke kebutuhan, bukan sekadar ‘yang penting punya’, jadi enggak cari mobil listrik," ujarnya.
Baca juga: Volkswagen Selenggarakan Penyerahan Perdana ID. Buzz untuk Konsumen di Surabaya
Sebaliknya, lanjut Rama, pembeli mobil listrik umumnya sudah memiliki kendaraan utama dan membeli EV sebagai pelengkap atau karena ingin mencoba teknologi baru. "Sementara pembeli mobil listrik pertama, itu biasanya karena ingin coba punya. Minimal sudah punya mobil pertama, lalu pengin punya yang listrik karena pertimbangan hitung-hitungan," jelasnya.
Ia menambahkan, merek tertentu seperti Wuling lebih siap dalam membangun ekosistem mobil listrik, termasuk menyediakan program buyback untuk unit bekas.
Hal itu menurutnya, membuat mobil listrik Wuling relatif lebih diterima oleh pasar. "Kalau Wuling itu mendingan, ada buyback. Mereka punya unit bekasnya sendiri, jadi bisa buyback," kata Rama.
Baca juga: Ada Peningkatan, MG 5 Raih Tiga Bintang Tes Tabrak ANCAP