Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesi Sopir Truk Tidak Digemari Anak Muda

Kompas.com - 03/06/2025, 14:01 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS— Ketua umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo), Kyatmaja Lookman, mengatakan, saat ini profesi menjadi sopir truk makin kurang diminati. 

Maka dari itu kegiatan logistik di Tanah Air sat ini kekurangan sopir truk. Bahkan, menurutnya pemuda generasi saat ini lebih menyukai menjadi sopir taksi online.

"Generasi yang sekarang ini lebih Lebih meminati jadi pengemudi taksi online karena paling nggak bisa pulang. Kalau jadi sopir truk itu kan jaraknya jauh, waktu kerja lama, serta waktu bongkar muatan juga tidak jelas sehingga mengurangi minat," kata Kyatmaja pekan lalu di Jakarta.

Lookman menjelaskan, saat menjadi pengemudi taksi online lebih bebas lantaran punya waktu yang lebih fleksibel. Maka dari itu anak muda lebih menyukai profesi tersebut.

Baca juga: Tips Cerdas Membeli Mobil Bekas Tanpa Tertipu


Tidak hanya itu, alasan lain mengapa profesi jadi sopir truk kurang diminati lantaran prosesnya juga cukup panjang. Misalnya pembuatan sim B2 umum yang harus bertahap, sehingga generasi anak muda kurang minat.

"Karena undang- undang kita itu bilang pengemudi truk itu harus mulai dari SIM A kemudian B1 B1 umum Kemudian B2 umum jadi itu ada proses kurang lebih sekitar empat tahun untuk jadi sopir truk," katanya.

Namun fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, Lookman mengatakan di negara lain seperti Jepang dan Eropa juga kekurangan sopir truk. Maka dari itu dibuka lowongan pekerjaan sebagai sopir truk di negara tersebut.

Samsono (31) sopir truk asal Martapura OkU Timur Sumatera Selatan di depan truk yang Ia kemudikan mengantar barang ke Pulau JawaAMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG Samsono (31) sopir truk asal Martapura OkU Timur Sumatera Selatan di depan truk yang Ia kemudikan mengantar barang ke Pulau Jawa

Baca juga: Cek Harga Baru Brio Satya, Agya, Ayla, Calya, dan Sigra per Juni 2025

"Asosia dari Jepang dan Eropa yang beberapa waktu lalu menghubungi saya dan tanya apakah ada pengemudi yang bisa dikirimkan ke sana, itu gajinya juga sangat tinggi loh Rp 50 juta per bulan, kalau di Eropa ya Kalau di Jepang Rp 25 juta per bulan. Tapi yang jadi masalah kita saja kekurangan sopir truk, bagaimana bisa kirim." katanya.

Maka dari itu, Lookman berharap pemerintah dapat mengakselerasi program pengemudi truk. Sehingga pengemudi truk dari Tanah Air dan bisa mengisi kekosongan pekerjaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau