JAKARTA, KOMPAS.com — Pebalap tim pabrikan Yamaha, Fabio Quartararo, mengungkapkan pandangannya secara terbuka mengenai masa depannya di ajang MotoGP.
Juara dunia musim 2022 itu menyatakan tetap percaya pada proyek Yamaha, namun siap hengkang kalau hasil yang diharapkan tak kunjung datang.
Baca juga: Replika Mobil Batman Pakai Basis Mercedes-Benz CL 55 AMG
“Saya benar-benar percaya pada proyek ini, tetapi jika tidak berhasil, saya akan pindah ke proyek yang sudah siap,” ujar Quartararo dilansir dari Crash, Minggu (1/6/2025).
Quartararo saat ini disebut sebagai pebalap dengan bayaran tertinggi di grid MotoGP, dengan kontrak senilai 12 juta euro sekitar Rp 210 miliar per musim bersama Yamaha. Kontrak tersebut akan berlangsung hingga akhir musim 2026.
Meski sempat terpuruk dalam beberapa musim terakhir, Yamaha menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Kehadiran tim satelit Pramac yang kini bekerja sama dengan pabrikan Jepang tersebut menambah kekuatan dalam hal data dan pengembangan.
Baca juga: Gejala Sakit Pinggang pada Mobil: Penyebab dan Tanda Awal
Quartararo sendiri tampil cukup impresif pada musim ini. Ia berhasil meraih pole position dalam tiga balapan terakhir, menandakan bahwa motor Yamaha memiliki kecepatan satu lap yang kompetitif.
Namun, Yamaha masih menemui kendala dalam mempertahankan performa saat balapan berlangsung, terutama di trek lurus ketika bersaing dengan motor Ducati.
Pada MotoGP Inggris akhir pekan lalu, Quartararo sebenarnya berpeluang besar meraih kemenangan.
Sayangnya, perangkat pengatur ketinggian motornya mengalami kerusakan, memaksanya mundur dari balapan saat berada di posisi terdepan.
Baca juga: Denza Resmikan Diler Premium di Pluit, Investasi di Atas Rp 100 Miliar
Insiden itu membuat Quartararo sangat kecewa hingga menitikkan air mata. Meski begitu, ia tetap melihat harapan dari proyek pengembangan Yamaha.
Baca juga: Ini Solusi jika Motor Susah Distarter
“Bekerja sama dengan orang Jepang selalu menyenangkan, meski kadang terasa lambat,” katanya.
“Tetapi mereka yang ada di sini sekarang sudah sedikit lebih fleksibel, seperti orang Eropa," kata Quartararo.
"Kami tidak akan menunggu dua bulan untuk melihat apakah sebuah peningkatan berhasil lewat pengujian jarak jauh. Jika perubahan itu bekerja, maka langsung kami terapkan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.