JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian bus yang tiba-tiba terbakar saat ini bukan hanya disebabkan oleh masalah kelistrikan, tetapi juga dapat berasal dari ban.
Temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan bahwa ban bus mengalami proses pirolisis, yang bermula dari kampas rem yang tersangkut namun tetap dapat bergerak, sehingga menghasilkan panas ekstrem.
Soerjanto Tjahjono, Ketua KNKT, menjelaskan bahwa rem yang tidak kembali membuat tromol panas, melebihi 300 derajat Celsius, dan menyebabkan terjadinya proses pirolisis.
Baca juga: 21 Bus Langgar Aturan, dari Dokumen Palsu hingga Tak Laik Jalan
"Ban itu menyala (meledak) sendiri, self-ignition. Itu yang masih sering kita temui," kata Soerjanto di Jakarta belum lama ini.
Lebih detail, Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan menjelaskan bahwa ketika terjadi rem seret akibat rem parkir yang bekerja sendiri, kampas dan tromol akan bergesekan terus-menerus tanpa disadari oleh pengemudi, sehingga temperatur naik dan memanaskan ban.
Baca juga: Jorge Martin Akhirnya Buka Suara, Akan Tinggalkan Aprilia
"Saat temperatur mencapai suhu pirolisisnya, maka tekanan dan temperatur akan naik dengan cepat. Dalam hitungan detik, ban bisa meledak. Jika di sana ada benda yang mudah terbakar, maka akan terjadi kebakaran," kata Wildan.
Ledakan dari ban yang mengalami pirolisis menghasilkan suhu yang tinggi.
Ketika bertemu dengan bahan seperti oli atau uap dari bahan bakar minyak (BBM), maka dapat tersulut dan menyebabkan kebakaran atau api menyebar dengan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.