JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli mobil bekas memang bisa menjadi solusi ekonomis bagi mereka yang ingin memiliki kendaraan pribadi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Namun, ketika yang dibidik adalah mobil dengan tahun produksi lama, ada sejumlah pertimbangan penting yang tidak boleh diabaikan.
Harga murah kadang menyimpan konsekuensi tersembunyi yang justru bisa memberatkan pemilik di kemudian hari.
Baca juga: Ini Konsekuensi jika Terlambat Bayar Pajak Kendaraan
Menurut Alfa Farlian, pemilik showroom mobil bekas Doyan Mobil di Jakarta Selatan, banyak pembeli yang datang tergiur harga mobil di bawah Rp 100 juta tanpa memahami kondisi riil kendaraan tersebut.
Beberapa bahkan tidak menyadari bahwa mobil keluaran di atas 10 tahun bisa membutuhkan perhatian ekstra, baik dari sisi teknis maupun administratif.
"Secara umum, mobil tua memang lebih terjangkau harganya. Tapi banyak yang lupa bahwa usia kendaraan berbanding lurus dengan risiko perawatan. Mulai dari kondisi mesin, kaki-kaki, sampai kelistrikan biasanya sudah menurun. Belum lagi tantangan mencari suku cadangnya," kata Alfa kepada Kompas.com, Selasa (20/5/2025).
Mobil yang tergolong "produksi tahun lama" umumnya mengacu pada unit yang dibuat sebelum tahun 2015, atau yang sudah berusia lebih dari satu dekade.
Di usia tersebut, banyak komponen yang mulai haus dan menuntut perbaikan berkala, bahkan penggantian total.
Hal inilah yang sering tidak disadari oleh pembeli yang fokus pada harga murah tanpa memperhitungkan biaya perawatan lanjutan.
Alfa menambahkan, salah satu kesalahan umum calon pembeli adalah tidak melakukan inspeksi menyeluruh sebelum transaksi.
Padahal, pada mobil tua, gejala kerusakan tidak selalu terlihat dari luar.
Misalnya, sistem pendingin yang tampak normal saat test drive bisa saja bocor setelah beberapa hari pemakaian intensif.
Baca juga: Daihatsu dan D’Masiv Kolaborasi Luncurkan Lagu ‘Bahagia Sejak Pertama’
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa pembeli juga harus siap dengan konsekuensi psikologis. "Kadang orang beli mobil tua, berharap irit, tapi malah stres karena bolak-balik bengkel," ujarnya.
Karena itu, Alfa menyarankan agar calon pembeli mobil bekas tahun lama selalu membawa mekanik tepercaya saat mengecek unit, atau menggunakan jasa inspeksi independen.
Selain itu, jangan ragu menanyakan riwayat servis, legalitas surat kendaraan, hingga ketersediaan suku cadang di pasaran.
"Mobil tahun lama sah-sah saja dibeli, asalkan pembelinya realistis dan siap dengan perawatan lanjutan. Kalau niatnya hanya karena murah, bisa-bisa malah jadi beban," kata Alfa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.