Gunung Kidul, Kompas.com - Transmisi otomatis kini menjadi pilihan banyak pengemudi karena menawarkan kenyamanan dalam berkendara.
Namun, agar mobil dengan transmisi otomatis tetap dalam kondisi optimal dan tahan lama, perawatan khusus sangat diperlukan.
Mengabaikan perawatan transmisi dapat mengakibatkan masalah serius yang dapat memaksa mobil untuk turun transmisi.
Baca juga: Posisi Tuas Transmisi yang Benar Saat Memanaskan Mesin Mobil Matik
Dalam situasi kerusakan yang parah, mungkin diperlukan pembongkaran total gearbox.
Biaya untuk perbaikan ini bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung pada jenis kerusakan dan jenis mobilnya.
Elin Estanto, pemilik bengkel mobil GK Auto Service di Gunung Kidul, menekankan pentingnya penggantian oli dalam perawatan transmisi otomatis.
Elin menambahkan bahwa penggantian oli tidak hanya diperlukan untuk mesin, tetapi juga sangat penting untuk transmisi otomatis.
Baca juga: Cara Cek Kerusakan Transmisi Mobil Bekas
Oli berperan tidak hanya sebagai pelumas, tetapi juga berfungsi sebagai hidrolik.
Menurut Elin, jika penggantian oli transmisi ditunda, hal ini dapat menyebabkan kotoran menumpuk dan mengakibatkan sumbatan pada komponen body control valve. “Sumbatan bisa menghambat aliran oli bertekanan, juga bisa membuat valve macet. Dampaknya akan sangat besar pada performa mobil matik, seperti mobil tak mau jalan, tersendat, dan sebagainya,” ujarnya.
Baca juga: Mengapa Transmisi AT Masih Populer di Indonesia?
Lebih jauh, Elin menjelaskan bahwa tekanan oli yang tidak stabil dapat memicu terjadinya selip dan keausan kampas.
Jika masalah ini dibiarkan, mobil bisa terpaksa melakukan turun transmisi untuk perbaikan.
“Oli transmisi berfungsi sebagai pelumas, pendingin, dan pengatur tekanan hidrolik, maka dari itu harus selalu berkualitas dengan menggantinya tiap 40.000 Km, atau sesuai rekomendasi pabrikan,” Elin mengingatkan.
Selain penggantian oli, Elin juga mengingatkan konsumen agar menghindari kebiasaan buruk saat berkendara.
Misalnya, memindahkan gigi dari D ke R secara kasar tanpa menunggu mobil berhenti terlebih dahulu.
“Terbiasa memposisikan tuas transmisi di D saat mobil berhenti lama di kemacetan atau lampu merah juga bisa membebani transmisi, sehingga oli lebih cepat panas dan risiko selip lebih tinggi,” jelas Elin.
Dengan melakukan perawatan yang tepat dan menjaga kebiasaan berkendara yang baik, Anda dapat memastikan transmisi otomatis mobil Anda tetap prima dan awet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.