Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Motor Listrik 2025 Anjlok: Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 08/05/2025, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Harapan untuk mempercepat transisi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia kembali diuji.

Hingga memasuki kuartal kedua 2025, kebijakan subsidi motor listrik yang dinantikan publik belum juga menemui kepastian.

Ketidakjelasan ini mulai menimbulkan efek domino terhadap industri dan perilaku konsumen.

Baca juga: Kendala Pengiriman Mobil Honda di Indonesia Terungkap

Polytron meluncurkan produk baru Fox-R Limited Edition, hasil kolaborasi istimewa dengan seniman Darbotz. KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Polytron meluncurkan produk baru Fox-R Limited Edition, hasil kolaborasi istimewa dengan seniman Darbotz.

Konsumen yang menunda pembelian karena menunggu kepastian telah berdampak negatif pada penjualan.

Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, mengatakan bahwa penjualan pada kuartal I/2025 anjlok 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya minat masyarakat di tengah ketidakpastian kelanjutan subsidi kendaraan listrik dari pemerintah. “Faktor utama adalah calon pembeli yang menunda pembelian karena masih mengharapkan subsidi,” ujar Tekno kepada Kompas.com, Rabu (7/5/2025).

“Kami pun memberikan rangsangan diskon, yaitu sebesar Rp 5 juta, yang memang lebih kecil dibandingkan subsidi pemerintah Rp 7 juta tahun lalu,” kata dia.

Baca juga: Gangguan Ormas di Pabrik BYD Subang Jadi Sorotan Media China

Kondisi yang lebih parah dialami oleh produsen lain.

Irwan Tjahaja, CEO PT Swap Energi Indonesia, bahkan menyebut pasar business-to-consumer (B2C) nyaris mati.

Ia juga menyampaikan keprihatinan atas lambannya pengambilan keputusan oleh pemerintah. “(Saat ini) produsen saya bilang 90 persen B2C mati. Ya sekarang mau fokus B2B (business-to-business) saja, karena B2B memang dari awalnya kan enggak ada subsidi,” ucap Irwan kepada Kompas.com (7/5/2025).

“Kalau dari saya anggap saja enggak ada (B2C). Karena sudah bulan Mei kan? (Misal) bulan Mei pengumuman, tunggu acara, jangan-jangan nanti jalannya cuma sebulan,” ujarnya.

Lain halnya dengan Agung Pamungkas, Founder dan CEO PT Tangkas Motor Listrik.

Baca juga: Mewujudkan Impian: Yamaha Nmax Jadi Motor Anime Dragon Ball

Ilustrasi pabrik motor listrik TangkasDok. Tangkas Motor Listrik Ilustrasi pabrik motor listrik Tangkas

Ia menilai bahwa industri telah kehilangan momentum penting.

Padahal, menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk transisi ke motor listrik. “Padahal kita memiliki 130 juta motor ICE di Indonesia, yang seharusnya (motor listrik) sudah menjadi semacam lifestyle,” kata Agung kepada Kompas.com (7/5/2025).

“Semua itu justru rusak ketika ada mekanisme atau harapan-harapan subsidi. Itu yang membuat semua menjadi kehilangan momentum. Kalau turun berapa persen, saya rasa sangat jauh sekali. Dan itu dirasakan oleh seluruh industri motor listrik,” ucap dia.

Seperti diketahui, ketika subsidi diberlakukan penuh pada 2024, dampaknya terlihat nyata.

Baca juga: Jangan Menyalakan Lampu Hazard Saat Hujan, Ini Alasannya

Keseruan pengunjung Jakarta Fair 2023 yang mencoba melakukan cek penerima subsidi motor listrik Rp 7 juta dari pemerintahKOMPAS.com/daafa Keseruan pengunjung Jakarta Fair 2023 yang mencoba melakukan cek penerima subsidi motor listrik Rp 7 juta dari pemerintah

Penjualan sepeda motor listrik yang dicatat pemerintah mengalami lonjakan signifikan dibandingkan perolehan tahun sebelumnya.

Dilansir dari laman resmi Sisapira, unit motor listrik subsidi yang diterima masyarakat pada 2024 mencapai 62.541 unit, sedangkan pada tahun 2023 hanya sekitar 11.532 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau