Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bingung, Ini Patokan Ideal Ganti Oli Mesin Mobil

Kompas.com - 07/05/2025, 12:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAs.com - Tak sedikit pemilik mobil yang hingga saat ini masih bingung soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli mesin.

Ada yang berpatokan pada jarak tempuh, ada juga yang lebih memilih berdasarkan waktu pemakaian.

Lantas, mana yang paling tepat?

Menjawab hal ini, Technical Specialist Pertamina Lubricants Brahma Putra Mahayan, pernah menjelaskan bahwa baik berdasarkan waktu maupun jarak tempuh bisa dijadikan patokan dasar. Tinggal melihat mana yang lebih dulu tercapai.

Baca juga: Daftar Harga Oli Mesin Mobil per Mei 2025

Ilustrasi ganti oli mobilFoto: Peugeot Ilustrasi ganti oli mobil

"Kalau mengikuti rekomendasi dari Original Equipment Manufacturer (OEM), maka biasanya menggunakan keduanya. Tinggal lihat mana yang tercapai lebih dulu," ujar Brahma kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Contohnya, anjuran mengganti oli mesin mobil biasanya dilakukan setiap 10.000 kilometer (km) atau enam bulan, mana yang lebih dulu tercapai.

Namun karena pemakaian di dalam kota, maka untuk mencapai jarak tersebut cenderung lebih lama.

Baca juga: Cek Harga City Car Baru Mei 2025, Termurah Mulai Rp 100 Jutaan

Karena itu, sebaiknya pemilik mobil berpatokan pada waktu. Bila belum mencapai 10.000 km tetapi sudah digunakan selama enam bulan, sebaiknya jangan menunda untuk mengganti oli.

Ilustrasi ganti oli mobilPertamina Lubricants Ilustrasi ganti oli mobil

Dalam keterangan resmi Auto2000 dijelaskan, beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil membuat odometer 10.000 km sulit tercapai dalam waktu enam bulan.

Namun, situasi berkendara stop and go di dalam kota dapat menyiksa mesin, sehingga oli harus bekerja lebih keras.

Baca juga: Mobil Listrik Polytron G3 Meluncur di Indonesia, Harga Rp 200 Jutaan

Ilustrasi pengecekan oli mesin Auto2000 Ilustrasi pengecekan oli mesin

"Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal, seiring waktu senyawa oli akan berubah, di mana suhu tinggi mempercepat proses kerusakan," tulis Auto2000, Selasa (6/5/2025).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau