JAKARTA, KOMPAS.com - Industri otomotif memegang peranan penting dalam mencapai target netralitas karbon di dalam negeri. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan merilis peta jalan atau roadmap dekarbonisasi pada sektor dimaksud.
Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Apit Pria Nugraha, rencananya roadmap tersebut sudah dapat dirilis pada Agustus 2025 mendatang sehingga memberikan jalan yang lebih jelas untuk para pelaku industri.
"Industri otomotif merupakan salah satu kelompok industri yang menjadi target prioritas penurunan emisi nasional. Rencananya bulan Agustus kita sudah rilis tahap awal peta dekarbonisasi industri otomotif," katanya di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Rosan Ungkap Ada 7 Produsen Mobil Listrik yang Investasi di Indonesia
Apit menambahkan, target peta jalan itu bukan hanya menyasar kendaraan bertenaga listrik, tapi untuk industri otomotif dengan segala jenis teknologinya.
Ia mengakui bahwa penyusunan peta ini cukup menantang, mengingat pesatnya perubahan dan inovasi di sektor otomotif.
"Peta jalan ini akan bersifat dinamis, atau living document, sehingga setiap tahun akan kami evaluasi dan sesuaikan kembali," tambahnya.
Aput juga menegaskan bahwa transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan di Indonesia harus dilakukan secara bertahap, mengingat saat ini mayoritas kendaraan di Indonesia masih menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE).
"Kami ingin perubahan ini berjalan perlahan tapi pasti. Kendaraan listrik (BEV) memang menjanjikan, tapi tidak bisa serta-merta diterapkan secara menyeluruh," katanya.
Baca juga: Honda Merambah ke Dunia Esport Bersama Brio
"Kita juga harus mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan faktor lainnya. Kebijakan kami harus fleksibel dan tidak menimbulkan kejutan besar," jelas Apit.
Meskipun begitu, Kemenperin tetap mendorong pelaku industri otomotif dalam negeri untuk ikut serta dalam upaya penurunan emisi. Salah satu langkah konkret yang telah dipersiapkan adalah penerapan standar emisi Euro 5 dan Euro 6 untuk kendaraan berbahan bakar konvensional.
"Terpenting ada kontribusi menurunkan emisi dulu. Dari situ kita mulai masuk ke hybrid EV, lalu masuk ke PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Goals-nya nanti mulai masuk ke fuel cell hydrogen base. Kalau kita bicara lebih futuristis lagi ada green ammonia," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.