JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini pasar mobil bekas masih menjadi alternatif favorit untuk memiliki kendaraan pribadi dengan harga yang lebih terjangkau dan pilihan yang fleksibel sesuai bujet.
Namun, calon pembeli sebaiknya tidak hanya fokus pada kondisi fisik kendaraan yang bisa saja memerlukan perbaikan di kemudian hari. Ada hal lain yang tak kalah penting untuk diwaspadai, yaitu dokumen kendaraan palsu yang belakangan ini marak beredar.
Baru-baru ini, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Sumut) membongkar sindikat pemalsuan STNK dan BPKB yang beroperasi lintas provinsi. Sindikat ini memproduksi dokumen palsu untuk kendaraan dari hasil sitaan kredit macet hingga mobil mewah impor.
Baca juga: Daihatsu Ajak Komunitas Motor Kunjungi Pabrik Perakitan Mobil
“Sindikat ini beroperasi tak hanya di Sumut tapi juga di enam provinsi lain. Mereka menawarkan jasa pembuatan dokumen kendaraan palsu lewat Facebook,” ungkap Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto dikutip Senin (5/5/2025).
Lebih dari 700 dokumen kendaraan palsu berhasil diamankan, dan 11 tersangka telah ditangkap. Modusnya sangat halus, karena bentuk fisik dokumen hampir menyerupai aslinya, lengkap dengan cap dan tanda tangan palsu.
Di tengah maraknya kasus ini, calon pembeli sebaiknya lebih kritis saat menemukan mobil bekas dengan harga miring. Perlu diingat, harga yang terlalu murah bisa jadi penanda adanya masalah tersembunyi, baik dari sisi teknis kendaraan maupun legalitas dokumennya.
"Pengetahuan calon pembeli tentang mobil sering kali cukup minim. Alhasil mereka tak memeriksa kondisi bodi, jarak tempuh, mesin, kaki-kaki mobil dan sebagainya," ujar Tri Bayu Januar, Head of Sales & Marketing PT Serasi Mitra Mobil (Mobil88) kepada Kompas.com belum lama ini.
Menurutnya, kondisi fisik kendaraan, baik interior maupun eksterior, harus jadi perhatian utama sebelum memutuskan membeli. Namun lebih dari itu, kelengkapan dokumen kendaraan seperti BPKB, STNK, faktur pembelian, hingga Form A juga harus diverifikasi keasliannya.
Baca juga: Solusi Kemacetan Jakarta: Manajemen Parkir Efektif
"Belilah mobil bekas di showroom atau penjual yang terpercaya. Banyak-banyak mencari tahu dengan ahlinya, terutama di bidang used car sebelum memutuskan membeli mobil bekas," saran Budi, salah satu praktisi jual beli mobil bekas.
Senada dengan itu, Co-Founder Carro, Aditya Lesmana, menyebut bahwa harga bukan satu-satunya indikator kualitas mobil. Menurutnya, calon pembeli tidak boleh menyamakan membeli mobil dengan membeli pakaian atau makanan.
"Membeli mobil tidak bisa disamakan dengan belanja baju atau makanan karena uang yang dikeluarkan besar. Sehingga, patut dipertimbangkan agar tidak menyesal ketika masa penggunaannya," ucap Aditya.
Ia mengingatkan, mobil yang sangat murah bisa jadi merupakan bekas banjir, tabrakan, atau justru memiliki dokumen kendaraan palsu yang sulit dikenali tanpa pengecekan menyeluruh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.