JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia saat ini semakin pesat, seiring dengan banyaknya program akselerasi yang dilakukan pemerintah, seperti insentif, pembangunan infrastruktur, dan lain sebagainya.
Sejumlah produsen otomotif juga mulai memperkenalkan produk Electric Vehicle (EV) dengan harga yang cukup bersaing, yakni mulai dari Rp 100 jutaan.
Sejumlah kelebihan yang ditawarkan, seperti kebal ganjil genap dan lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan konvensional, membuat para konsumen otomotif mulai melirik mobil listrik di Tanah Air.
Baca juga: 7 Motor Harley-Davidson Hadir di Indonesia, Paling Mahal Tembus Rp 1,7 Miliar
Namun, ketika membahas kendaraan listrik, ada pertanyaan yang kerap muncul, yakni terkait keamanan baterai kendaraan listrik.
Pasalnya, baterai kendaraan listrik yang memiliki kapasitas tinggi mengandung bahan-bahan seperti lithium, nikel, kobalt, mangan, dan fosfat untuk katoda.
Oleh karena itu, ketika terbakar, akan sulit untuk dipadamkan.
CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi, Willy Hadiwijaya, menjelaskan bahwa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang paling tepat untuk memadamkan kebakaran pada baterai kendaraan listrik adalah yang menggunakan bahan kimia berbasis air atau water based chemical. “Sifatnya untuk pendinginan, supaya suhu yang tadi begitu tinggi terus turun sampai sudah tidak bisa naik lagi,” ucap Willy saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/5/2025).
Willy melanjutkan bahwa baterai EV yang mengalami kebakaran sangat sulit untuk dipadamkan karena memiliki kategori api dengan suhu yang sangat tinggi. “Api-api kelas biasa itu maksimal (suhu) 600-700 derajat Celsius, sedangkan api yang terbakar dari kendaraan listrik atau baterai lithium, itu baru mulai sudah 1.000 derajat Celsius, bahkan hingga bisa 2.000 derajat Celsius lebih. Kebayang tidak, besi kena api dengan suhu 1.000 derajat Celsius sudah mulai lumer,” kata Willy.
Dengan adanya perbedaan struktur api, APAR yang digunakan juga harus mengandung komposisi khusus untuk menetralkan dan memadamkan kebakaran.
Komposisi APAR yang umum dijumpai saat ini biasanya terbagi menjadi dua, yakni APAR dengan kandungan CO2 (Karbon Dioksida) dan APAR dengan kandungan powder (bubuk).
Menurut Willy, keduanya tidak terlalu optimal dalam memadamkan kebakaran EV.
“Rata-rata memperkenalkan APAR powder atau serbuk, yang paling sederhana bisa untuk (kebakaran) tipe A (benda padat), B (obyek cair), dan C (kelistrikan). Namun, APAR powder tidak bisa memadamkan pada Lithium Battery,” kata Willy.
Baca juga: Honda CR-V TrailSport Meluncur, SUV Hybrid untuk Off-Road
“Semua api kelas tersebut butuh oksigen untuk menyala, sedangkan Lithium Battery tidak membutuhkan oksigen untuk menyala, bahkan bisa menghasilkan gas toksik lainnya, seperti metana, propana, dan hidrogen. Inilah yang membuat baterai kendaraan listrik sulit padam, sampai baterai tersebut kehabisan daya dan padam dengan sendirinya,” lanjutnya.
PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi mengaku sudah memiliki APAR dengan komposisi khusus yang dinamakan Lithium Fire Killer (LFK) dengan basis water based chemical.
Willy mengeklaim APAR ini memiliki efektivitas 100 persen dalam memadamkan api kebakaran EV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.