Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Motor Listrik Alami Thermal Runaway, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 05/05/2025, 16:13 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) saat ini semakin populer di Tanah Air, karena dinilai ramah lingkungan dan lebih hemat bila dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Namun, ketika membahas kendaraan listrik, ada pertanyaan yang kerap muncul yakni terkait keamanan baterai kendaraan listrik.

Pasalnya, baterai kendaraan listrik yang memiliki kapasitas tinggi mengandung bahan-bahan seperti lithium, nikel, kobalt, mangan, dan fosfat untuk katoda. Sehingga ketika terbakar akan sulit untuk dipadamkan.

Baca juga: Suka Duka Rawat Motor Klasik, Kanibal Suku Cadang hingga Mesin Bubut

Baru-baru ini juga sempat viral di media sosial, video motor listrik yang disebut mengalami thermal runaway. Dalam rekaman yang diunggah oleh akun X Innova Community, tampak sepeda motor yang mengeluarkan asap hitam dari bagian baterai, tak berselang lama api besar langsung berkobar.

Lantas apa sebenarnya Thermal Runaway yang terjadi pada kendaraan listrik?

CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi Willy Hadiwijaya menjelaskan, thermal runaway merupakan kondisi yang timbul sebelum terjadinya kebakaran pada baterai kendaraan listrik. Menurut Willy, ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari kondisi tersebut.

Thermal runaway itu reaksi kimia yang kita bicara eksotermik, itu disebabkan oleh adanya faktor bermacam-macam. Seperti yang kita tahu bahwa baterai itu terdiri dari ribuan sel. Dari ribuan sel tersebut, biasanya akan dimulai dari satu sel dulu yang bermasalah,” ucap Willy saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/5/2025).

“Contoh, kita tahu kompartemen baterai itu begitu rapat, anti benturan, anti kedap dan lain-lain. Tapi kita juga harus paham, bahwa segala sesuatu, electronic device, itu pasti ada umur pakai. Dan dalam perjalanan pakainya, bisa saja terjadi defect (cacat),” lanjutnya.

Willy memberi contoh, ketika baterai mobil listrik mengalami benturan, seperti terkena polisi tidur, atau saat melewati kondisi jalan yang banjir. Celah yang dihasilkan dari kondisi tersebut pada akhirnya akan menimbulkan kelembaban pada satu sel baterai.

Baterai motor listrik Adora EV pakai lithium-ionKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Baterai motor listrik Adora EV pakai lithium-ion

Sel baterai yang sudah tidak dalam kondisi bagus, bisa timbul karat, korosi, atau bahkan kembung layaknya baterai handphone.

“Dari satu sel itu rusak, mulai dia tuh gembung, seperti kita tahu kayak baterai handphone dulu itu gembung-gembung. Nah, itu tetap dihajar, cas terus. Mulailah overcharging di situ lah terjadi proses thermal runaway,” ucap Willy.

“Karena ketika sudah makin besar terus dan tidak dibatasi, tidak di-cut-off, terus masuki daya-daya (ke baterai). Akhirnya apa? Pecah. Nah, petahannya itulah yang disebut thermal runaway. Pecahan itu berupa ledakan. Reaksi kimia yang isinya juga gas-gas beracun, pecahan itu menimbulkan api,” lanjutnya.

Baca juga: Toyota Sebut Ekspor Mobil ke Amerika Latin Masih Jadi Tantangan

Ia melanjutkan, dalam memonitori kondisi baterai sebetulnya sudah terdapat sistem bernama Battery Management System (BMS), untuk mencegah terjadinya thermal runaway.

Namun, dalam praktiknya terkadang ada kegagalan faktor elektrikal, sehingga BMS yang seharusnya bisa membaca kondisi tersebut dengan memberikan sensor, tidak bisa bekerja dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau