Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Rawat Motor Klasik, Kanibal Suku Cadang hingga Mesin Bubut

Kompas.com - 05/05/2025, 14:33 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Merawat sepeda motor klasik, terutama yang berusia puluhan tahun seperti buatan 1930-an hingga 1950-an, bukan perkara mudah.

Para anggota Motor Antik Club Indonesia (MACI), khususnya di wilayah Jakarta, memiliki cara tersendiri agar kendaraan lawas mereka tetap prima meski usia motor sudah menyentuh hampir satu abad.

Menurut Wakil Ketua MACI Jakarta, Yanto Bruno, setiap daerah biasanya memiliki sistem perawatan yang berbeda, menyesuaikan dengan kondisi sumber daya masing-masing.

Baca juga: Tarif Resmi Bikin SIM A per Mei 2025

Namun secara umum, ada beberapa metode yang sering dilakukan para pemilik motor antik untuk menjaga performa kendaraan mereka.

“Untuk perawatan, tiap daerah punya mekanisme masing-masing. Spare part itu biasanya didapat dengan cara kanibal, atau kita buat sendiri lewat bengkel mesin bubut,” ujar Yanto saat ditemui, Sabtu (3/5/2025).

Metode kanibal yang dimaksud adalah mengambil suku cadang dari motor lain yang sudah tidak digunakan, lalu dimanfaatkan kembali pada motor yang masih aktif.

Sementara itu, untuk komponen yang benar-benar langka, mereka tak segan memproduksi ulang secara manual, termasuk membuat suku cadang khusus dengan teknik bubut logam.

Meski begitu, tidak semua komponen bisa direproduksi dengan mudah. Kendalanya seringkali ada pada kualitas material.

Ilustrasi motor klasik.ilhamkarim/kompas.com Ilustrasi motor klasik.

“Material motor Eropa dan Amerika itu dulu kualitasnya luar biasa. Dibuat untuk jangka panjang,” kata Yanto.

Ia menyebut, banyak dari motor yang digunakan anggota MACI masih asli dari tahun 1939 hingga 1950-an dan tetap berfungsi dengan baik hingga kini.

Karena kualitas bahan dan desain yang kokoh, beberapa motor antik bahkan masih bisa digunakan untuk touring jarak jauh. Namun tetap saja, perawatan rutin dan pemahaman teknis menjadi syarat utama.

Pemiliknya harus telaten dan siap untuk mengatasi tantangan seperti ketiadaan onderdil, kerusakan mesin, hingga keharusan membuat ulang bagian tertentu.

Baca juga: BYD Siap Luncurkan Sealion 07 Plug-in Hybrid

Yanto juga mengungkap bahwa regenerasi pemilik motor antik umumnya berlangsung secara alami.

Banyak motor yang diwariskan dari kakek ke ayah, lalu ke anak. Ini membuat koleksi-koleksi langka tetap terjaga dan terus dirawat lintas generasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau