JAKARTA, KOMPAS.com - LG Energy Solution (LGES) resmi mundur dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terintegrasi nasional, digantikan perusahaan energi asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menjelaskan, putusan ini karena negosiasi antara LG dan konsorsium Indonesia telah berlangsung lama, yakni hampir 5 tahun tetapi belum menunjukkan tanda positif.
Meski begitu, Director General Embassy of the Republic of Korea in Indonesia, Korea Trade Investment Promotion Agency (Kotra) Janghee Lee memastikan hal tersebut tidak lantas membuat hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan pecah.
Baca juga: Baterai Kendaraan Listrik: Mengapa Akhirnya LG Mundur?
"Sebab ini merupakan komunikasi yang memang sudah dijalankan sudah cukup lama dan komperhensif. Jadi tak ada sakit hati atau lain sebagainya yang serupa," kata dia ditemui di Jakarta Kamis (24/4/205).
"Bukan suatu hal seperti diturunkannya bom lantas meledak, tidak. Kita tetap berhubungan baik serta komitmen investasi lainnya yang berhubungan dengan Korea Selatan di Indonesia tetap berjalan. Jadi jangan khawatir," ujar Lee lagi.
Meski tak disebutkan secara rinci komitmen atau proyek dimaksud, ia menyiratkan mengenai keberadaan Hyundai yang dari awal berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan listrik di kawasan Asia.
Baca juga: LG Mundur dari Proyek Baterai Nasional, Hyundai Pastikan HLI Beroperasi
"Indonesia tetap menjadi kawasan yang menarik untuk menelurkan investasi bagi Korea. Saya berpikir, ini tidak membuat sentimen negatif dari Korea terhadap Indonesia. Keputusan itu sudah dibincangkan secara matang dan semuanya sudah menyetujui. Tidak perlu khawatir," ucapnya.
Sebelumnya, Rosan menyampaikan pemerintah telah mengeluarkan surat kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution pada 31 Januari 2025 untuk menggantikannya dalam memimpin konsorsium dalam proyek baterai kendaraan listrik nasional.
"Karena memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kita kan ingin semua berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negosiasinya sudah berlangsung 5 tahun," ujarnya dalam keterangan pers di Istana Presiden sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden RI, Rabu (23/4/2025).
Baca juga: LG Batal Investasi, Apa Pengaruhnya buat Indonesia?
Surat itu sekaligus membuka jalan bagi Huayou, perusahaan asal China yang sebelumnya jadi bagian dari konsorsium, untuk mengambil alih peran LG dalam proyek senilai 9,8 miliar dollar AS tersebut.
Menurut Rosan, Huayou juga telah menyatakan minatnya menjadi bagian dari konsorsium secara lebih aktif sejak 2024. Namun kala itu, pemerintah masih menghargai komitmen yang telah terjalin dengan Korea selatan.
Dalam proyek ini, selain Huayou, juga terlibat perusahaan nasional seperti Indonesia Battery Corporation (IBC) dan PT Aneka Tambang (Antam), yang memiliki peran penting dalam struktur joint venture (JV).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.