Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huayou Gantikan LG Dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 24/04/2025, 14:27 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan, proyek baterai kendaraan listrik yang semula dipimpin LG Energy Solution digantikan perusahaan energi asal China, Huayou.

Hal ini karena negosiasi antara LG dan konsorsium Indonesia telah berlangsung lama, hampir lima tahun tetapi belum menunjukkan tanda positif. Supaya proyek tidak berlarut-larut, Pemerintah RI lantas mengambil tindakan tegas.

Meski demikian Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Rachmat Kaimuddin memastikan hilirisasi tetap berjalan seperti yang telah ditetapkan.

Baca juga: Chery Buktikan Dominasi Global dengan Penjualan 640.000 Unit

Para pengunjung mendatangi booth LG Energy Solution saat pameran InterBattery 2021 di COEX, Seoul, Korea Selatan, 11 Juni 2021. Pada Selasa (22/4/2025), konsorsium yang dipimpin LG mengumumkan pembatalan investasi rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai Rp 129,8 triliun.AFP/JUNG YEON-JE Para pengunjung mendatangi booth LG Energy Solution saat pameran InterBattery 2021 di COEX, Seoul, Korea Selatan, 11 Juni 2021. Pada Selasa (22/4/2025), konsorsium yang dipimpin LG mengumumkan pembatalan investasi rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai Rp 129,8 triliun.

"Harusnya sih tidak (mengganggu timeline ekosistem baterai nasional). Tidak apa-apa. Hilirisasi kita terus berlanjut," katanya ditemui di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

"Tentu ada banyak potensi-potensi lainnya. Potensi produsen-produsen baterai lain yang tertarik dengan resource kita yaitu nikel," lanjut Rachmat.

Sebelumnya Rosan menyampaikan pemerintah secara resmi telah mengeluarkan surat kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution pada 31 Januari 2025 untuk menggantikannya dalam memimpin konsorsium dalam proyek baterai kendaraan listrik nasional.

"Karena memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kita kan ingin semua berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negosiasinya sudah berlangsung 5 tahun," ujarnya dalam keterangan pers di Istana Presiden sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden RI, Rabu (23/4/2025).

Surat itu sekaligus membuka jalan bagi Huayou, perusahaan asal China yang sebelumnya jadi bagian dari konsorsium, untuk mengambil alih peran LG dalam proyek senilai 9,8 miliar dollar AS tersebut.

Baca juga: Investasi Baterai LG Batal, Prabowo Percaya ada Penggantinya

Menurut Rosan, Huayou juga telah menyatakan minatnya menjadi bagian dari konsorsium secara lebih aktif sejak 2024. Namun kala itu, pemerintah masih menghargai komitmen yang telah terjalin dengan Korea selatan.

Di dalam proyek ini, selain Huayou, juga terlibat perusahaan nasional seperti Indonesia Battery Corporation (IBC) dan PT Aneka Tambang (Antam), yang memiliki peran penting dalam struktur joint venture (JV). 

“Dan mereka hanya me-replace atau menggantikan posisi dari LG. Dan memang di dalam itu ada tidak hanya Antam tapi juga ada IBC. Itu adalah anak dari Antam di JV yang lainnya,” ujar Rosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau