Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Ketupat 2025 Berakhir, Angka Kecelakaan Diklaim Turun

Kompas.com - 14/04/2025, 13:00 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi Ketupat yang digelar oleh Korlantas Polri guna mengamankan dan mengatur arus lalu lintas selama periode mudik Lebaran resmi berakhir.

Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso menyebut, terjadi angka penurunan kecelakaan dan fatalitas yang signifikan dibanding tahun sebelumnya.

“Operasi Ketupat berjalan baik, aman, dan lancar. Angka kecelakaan turun 31 persen dan fatalitas korban kecelakaan turun 46 persen,” ujar Slamet dalam keterangan resmi, Senin (14/4/2025).

Baca juga: Jorge Martin Alami Patah Tulang Rusuk Usai Kecelakaan di MotoGP Qatar

Slamet melanjutkan, penurunan angka kecelakaan ini juga terjadi berkat banyaknya petugas dari seluruh instansi yang terlibat dalam mengawal jalannya Operasi Ketupat 2025.

Selain itu, penurunan tersebut didukung oleh Operasi Lilin dan Operasi Nataru yang sebelumnya telah digelar.

Menurutnya, fokus utama Korlantas adalah menekan angka kecelakaan, mengurangi fatalitas, menurunkan pelanggaran, serta membangun budaya tertib lalu lintas. Empat poin itu dijalankan melalui berbagai strategi mulai dari kegiatan rutin, operasi kepolisian, hingga pelayanan publik.

Situasi arus lalu lintas di Ruas Tol Jagorawi arah Puncak Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/4/2025).Dok. Jasa Marga Situasi arus lalu lintas di Ruas Tol Jagorawi arah Puncak Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/4/2025).

Slamet juga menyoroti pentingnya strategi Pentahelix atau kolaborasi lima pilar yang meliputi akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.

“Pentahelix ini yang kita jalankan. Akademisi dilibatkan untuk memberi masukan, pelaku usaha otomotif seperti ATPM ikut andil, komunitas kita gandeng, instansi pemerintah seperti Dinas Perhubungan, PU, dan Bappenas kita ajak koordinasi, dan media berperan penting dalam penyampaian informasi ke publik,” kata dia.

Baca juga: Harga SUV Bekas Usai Lebaran 2025, Ford Everest mulai Rp 70 Juta

Seperti contoh saat mudik Lebaran, menurut Slamet, rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one way diterapkan karena volume kendaraan tak lagi sebanding dengan kapasitas jalan. Strategi ini berhasil menekan potensi kecelakaan di titik-titik rawan.

“Kita harus siapkan rencana harian, mingguan, bulanan hingga tahunan. Semua demi keselamatan masyarakat di jalan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau