Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laris di China, Apa Mungkin bZ3X Masuk dan Diproduksi Lokal Indonesia?

Kompas.com - 19/03/2025, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran bZ3X sebagai mobil listrik terjangkau hasil kolaborasi Toyota dengan Guangzhou Automobile Group (GAC) di pasar otomotif China menjadi fenomena menarik bagi pecinta roda empat.

Sebab, kendaraan berharga 109.800 yuan atau setara Rp 246 jutaan tersebut sukses terjual lebih dari 10.000 unit dalam satu jam usai peluncurannya.

Sehingga banyak yang memprediksi mobil ini akan mengubah peta persaingan EV, khususnya di China.

Baca juga: Indonesia Belum Punya Ekosistem Bus dan Truk Listrik

Toyota bZ3X Carnewschina Toyota bZ3X

Lantas, dengan pertumbuhan populasi kendaraan listrik dalam negeri dua tahun belakangan, apakah bZ3X berkemungkinan masuk atau bahkan diproduksi di Indonesia?

Menjawab hal tersebut, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menegaskan bahwa bZ3X merupakan produk kolaborasi.

Dalam artian, banyak komponen pada mobil dipasok oleh mitra, bukan hanya Toyota.

Oleh karena itu, untuk hadir di suatu negara tertentu, termasuk Indonesia, perlu ada perbincangan lebih jauh.

"Itu (bZ4X) kan supply chain-nya di China. Jangan sampai masuk ke sini, 100 persen impor. Kita juga harus memikirkan itu," katanya ditemui di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Lagipula, kata Bob, belum tentu suatu produk yang mendapatkan sambutan hangat di suatu negara akan berlaku sama ketika masuk ke pasar Indonesia.

Baca juga: Cek Tarif Tol Trans-Jawa Setelah Diskon 20 Persen untuk Kendaraan Golongan I

Toyota bZ3X Carnewschina Toyota bZ3X

Sebab, ada banyak faktor yang mendasarinya, seperti karakteristik konsumen dan infrastruktur.

"Sebagai contoh, di China itu jalannya besar-besar, lurus. Sehingga dia fokus ke jalan lurus. Begitu ada putaran, jauh. Sementara kita, jalannya kecil-kecil sehingga butuh putaran (radius putar) yang kecil. Dari sini saja berbeda, inilah yang harus dipikirkan," ucap Bob.

"Tapi intinya kita bisa membaca kebutuhan konsumen di China. Kita juga harus pelajari konsumen kita, belum tentu apa yang terjadi di China sukses juga di sini karena infrastruktur berbeda," tambah dia.

Dikutip dari Carnewschina, bZ3X memiliki dimensi panjang 4.600 mm, lebar 1.875 mm, dan tinggi 1.645 mm, dengan jarak sumbu roda 2.765 mm.

Tampilan eksterior mobil ini mengadopsi bahasa desain “Pure Electric Aesthetics”.

Bagian fascia tampak seperti mobil listrik Toyota kebanyakan, dengan konsep hammerhead (kepala hiu).

Baca juga: Mudik Gratis DKI Jakarta Kembali Dibuka, Simak Jadwal dan Ketentuannya

Pada bagian samping, terlihat gagang pintu tersembunyi dipadukan dengan side skirt dan spion hitam, serta overfender yang dibuat melengkung.

Sementara untuk bagian kaki-kaki, mengusung pelek berukuran 18 inci atau 19 inci.

Berlanjut ke bagian kabin, dasbornya terlihat cukup minimalis.

Terdapat head unit dengan desain layar floating berukuran 14,6 inci, dipadukan dengan panel instrumen 8,8 inci.

Baris belakang dilengkapi dengan ventilasi AC dan sandaran tangan yang dapat dilipat.

Selain itu, ada juga wireless charging, pencahayaan ambient 32 warna, tujuh SRS (Supplemental Restraint System) airbags, dan sistem audio Yamaha 11-speaker.

bZ3X ditenagai oleh motor listrik model TZ175XSAY501 yang diproduksi oleh Guangzhou Nidec Auto Drive System Co., Ltd dengan daya maksimum 150 kW (201 hp), dipasangkan dengan baterai lithium iron phosphate 50,03 kWh.

Baterai tersebut mampu memberikan jarak tempuh sejauh 430 km (dengan asumsi dalam kondisi CLTC) menurut MIIT China.

Selain itu, ada juga pilihan jarak tempuh lainnya, yakni 520 Km dan 620 Km.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau