JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan bahwa perlambatan pasar mobil nasional periode 2024 lalu mempengaruhi performa divisi otomotif perusahaan yang mencakup bisnis roda dua, roda empat atau lebih, komponen, dan mobil bekas.
Berdasarkan laporan keuangan grup, kondisi ini lantas membuat laba bersih divisi otomotif Astra turun 2 persen dari Rp 11,417 triliun menjadi Rp 11,2 triliun.
Pada akhirnya, hal ini ikut memberi dampak terhadap pencapaian performa keseluruhan grup.
Baca juga: Ada Aturan Ganjil Genap Saat Mudik Lebaran 2025, Ini Komentar Pengamat
"Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio terdiversifikasi meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah," kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resminya.
"Kontribusi lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik. Sebagian diimbangi dampak penurunan penjualan mobil, serta harga batu bara yang lebih rendah,” lanjutnya.
Lebih perinci pada sektor otomotif, dilaporkan bahwa penjualan mobil nasional mengalami pelemahan hingga 14 persen menjadi 866.000 unit berdasarkan data Gaikindo.
Seiring dengannya, total penjualan grup terkoreksi 14 persen menjadi 483.000 unit.
Meski demikian, Astra masih mempertahankan pangsa pasar sebesar 56 persen.
Selama periode itu, 13 model baru dan 15 model penyegaran telah diluncurkan.
Baca juga: Kebijakan WFA dan Persiapan Korlantas untuk Atasi Kepadatan Arus Mudik
Di sisi lain, penjualan sepeda motor nasional meningkat 2 persen menjadi 6,3 juta unit sepanjang 2024.
PT Astra Honda Motor mencatatkan penjualan sebesar 4,9 juta unit, naik 1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dengan pangsa pasar yang relatif stabil, yaitu 78 persen, capaian tersebut membuat kinerja otomotif perusahaan tertolong.
Bisnis komponen otomotif grup yang dikelola PT Astra Otoparts Tbk juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 10 persen menjadi Rp 2 triliun.
Terjadi peningkatan pendapatan dari pasar suku cadang pengganti (replacement market) dan ekspor.
Lalu di sektor mobil bekas, penjualan 2024 tercatat sebanyak 27.300 unit, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.