JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan pada mesin dan sistem kelistrikan kendaraan, tetapi juga berpotensi merusak ban mobil.
Kerusakan ini sering kali tidak langsung terlihat, tetapi bisa membahayakan keselamatan jika tidak segera ditangani.
Menurut Fisa Rizqiano, Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, salah satu risiko terbesar yang dihadapi ban saat melintasi banjir adalah serpihan tajam yang terbawa arus.
"Banjir sering kali membawa serpihan tajam seperti pecahan kaca, paku, pecahan logam, dan dahan pohon. Mengemudi melewati material berbahaya ini dapat menusuk tapak ban atau memotong dinding samping ban, yang berpotensi menyebabkan ban kempis atau bocor," kata Fisa kepada Kompas.com, Rabu (5/3/2025).
Baca juga: Jangan Nyalakan Mesin Motor Setelah Kebanjiran, Perbaikannya Tembus Jutaan Rupiah
Selain itu, paparan air banjir yang mengandung bahan kimia, minyak, dan polutan juga dapat mempercepat proses korosi pada ban.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa melemahkan struktur karet ban hingga mengakibatkan keretakan dan kerapuhan.
Fisa menyarankan pemilik kendaraan untuk segera memeriksa kondisi ban setelah melintasi banjir, terutama pada bagian tapak dan dinding samping.
Tanda-tanda seperti retakan halus, benjolan, atau perubahan tekstur karet bisa menjadi indikasi awal kerusakan. "Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, sebaiknya ban segera diperiksa oleh teknisi profesional untuk mencegah risiko pecah ban saat digunakan kembali," ujarnya.
Baca juga: Mobil Rusak karena Terabas Banjir, Bisa Klaim Asuransi?
Melakukan perawatan rutin seperti membersihkan ban dari lumpur dan kotoran serta menjaga tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan juga penting untuk memperpanjang usia pakai ban setelah terkena banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.