Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Travel Gelap Diproyeksi Makin Marak Saat Mudik Lebaran 2025

Kompas.com - 04/03/2025, 03:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno memproyeksikan pengguna travel gelap di musim mudik libur Lebaran 2025, akan meningkat.

Hal tersebut salah satunya disebabkan tidak adanya program mudik gratis dari pemerintah seperti beberapa tahun sebelumnya lantaran efisiensi. Program ini dilimpahkan kepada sejumlah BUMN yang notabene memiliki kuota lebih sedikit.

Oleh karenanya, para stakeholders dan pemudik harus senantiasa waspada apabila berencana untuk menggunakan travel saat mudik. Jangan tergiur dengan harga yang lebih murah dan lebih praktis.

Baca juga: Tol Japek II Bakal Beroperasi Fungsional Saat Mudik Lebaran 2025

Ilustrasi travel gelap yang disita kepolisianDok. Djoko Setijowarno Ilustrasi travel gelap yang disita kepolisian

"Keberadaan travel gelap lantaran tidak tersedianya lagi angkutan pedesaan. Sementara kebutuhan mobilitas masyarakat pedesaan ke perkotaan (Jabodetabek) masih cukup tinggi," kata Djoko dalam keterangan ke Kompas.com, Senin (3/3/2025).

"Diperkirakan mudik lebaran tahun 2025, pengguna travel gelap akan meningkat mengingat mudik gratis ditiadakan yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan. Menggunakan travel gelap lebih murah dan lebih praktis," sambungnya.

Guna menekan penggunaan travel gelap, ia menyarankan agar angkutan bus AKAP diberi keleluasaan mencapai pedesaan selama jaringan jalan memenuhi persyaratan.

"Selama ini, regulasinya Bus AKAP hanya melayani antar Terminal Tipe A," sebutnya.

Baca juga: Marc Marquez Buktikan Kemampuan Adaptasi Cepat dengan Ducati

Polda Metro Jaya berhasil amankan ratusam travel gelaphttps://twitter.com/tmcpoldametro Polda Metro Jaya berhasil amankan ratusam travel gelap

"Bus AKAP menuju Kab. Wonogiri tidak hanya berhenti di Terminal Giri Adipura di Kota Wonogiri yang merupakan Temrinal tipe A. Namun melanjutkan perjalanan hingga ke setiap kota kecamatan di Kab. Wonogiri. Keberadaan Bus AKAP hingga kota kecelamatan sudah mendekatkan pedesaan. Tidak ada angkutan travel gelap yang berasal dari Kab. Wonogiri," ungkapnya mencontohkan.

Di sisi lain, Djoko mengusulkan, kendaraan travel gelap di daerah diarahkan pemanfaatannya menjadi angkutan lanjutan.

Dalam hal ini, kata dia, Pemerintah Daerah (Pemda) dapat memberikan insentif dari APBD bagi operator angkutan umum lanjutan, berupa pengganti BBM, sehingga tarif angkut tidak mahal.

"Sementara itu, calo yang sering berkeliaran di terminal, stasiun Kereta Api serta pelabuhan harus dihilangkan," tegasnya.

Sehingga pemudik yang menggunakan bus, KA dan kapal laut akan dimudahkan jika tersedia angkutan lanjutan.

Baca juga: Usai Banjir dan Longsor, Jalur Gadog Puncak Sudah Kembali Normal

Satuan Lalu Lintas Polisi Resor (Polres) Karawang mengamankan 32 travel gelap yang beroperasi membawa penumpang hendak mudik.KOMPAS.COM/FARIDA Satuan Lalu Lintas Polisi Resor (Polres) Karawang mengamankan 32 travel gelap yang beroperasi membawa penumpang hendak mudik.

Untuk diketahui, kota penyelenggaraan mudik gratis oleh BUMN tahun 2024 lalu sebanyak 80.125 pemudik. Sementara kuota mudik gratis dari Kementerian Perhubungan tahun 2024 sebanyak 85.694 pemudik.

"Berarti jika diserahkan ke BUMN (mudik gratis tahun 2025), maka harus menyediakan kuota dua kali lipat dari tahun 2024, setidaknya kuotanya sekitar 165.000 pemudik. Apa mungkin BUMN dapat menyediakan anggaran untuk itu? Sementara BUMN sudah menetapkan rencana kerja dalam satu tahun ke depan," ujar Djoko lagi.

Sebelumnya, Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Agus Suryonugroho, mengatakan, telah menindak 100 travel gelap di wilayah jajaran Polda Metro Jaya jelang masa mudik lebaran 2025.

Ia menjelaskan, bisnis travel itu disebut gelap karena tak mempunya izin dan tanpa adanya asuransi. Sehingga bisa membahayakan penumpang karena tidak ada pertanggung jawabannya dan perlindungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau