JAKARTA, KOMPAS.com - Industri otomotif menghadapi persaingan yang ketat.
Pabrikan mesti dihadapkan pada perubahan ekspektasi pelanggan, peningkatan biaya, serta tantangan rantai pasok.
Baca juga: Soal Pertamax Oplosan, Ini Penjelasan Ahli Energi
Menjawab tantangan tersebut, produsen otomotif kini semakin gencar memanfaatkan teknologi komputasi awan (cloud) dan kecerdasan artifisial atau AI.
Fanly Tanto, Country Director Indonesia, Google Cloud, mengatakan bahwa pada tahun 2024, pemain utama industri otomotif mulai memanfaatkan AI dan AI generatif (Gen AI) dalam berbagai aspek operasional.
Para pabrikan beralih dari sekadar proyek percontohan ke penerapan yang menghasilkan dampak nyata.
Pada tahun 2025, para pelaku industri siap meningkatkan implementasi AI guna mendorong pertumbuhan bisnis lebih lanjut.
Baca juga: Kapan Waktu Ideal Mobil Melakukan Spooring dan Balancing?
Fanly mengatakan bahwa pada 2025, penerapan AI bakal makin massif.
Sebab, AI bisa mendorong peningkatan efisiensi yang signifikan dalam operasional administratif atau pekerjaan di back office. "Produsen seperti Toyota telah memanfaatkan AI Hypercomputer dari Google Cloud untuk menjalankan AI dengan latensi rendah di berbagai pabrik perakitan yang tersebar di lokasi terpencil," tulis Fanly dalam keterangan resmi, Rabu (26/2/2025).
"Teknologi ini memungkinkan AI diintegrasikan ke dalam proses produksi dalam pabrik, seperti memeriksa aplikasi perekat yang digunakan untuk memasang kaca pada pintu mobil, atau mendeteksi anomali pada mesin cetak injeksi yang digunakan untuk membuat bumper," katanya.
Disebutkan bahwa platform AI berbasis cloud membantu Toyota mengotomatiskan 10.000 jam kerja tugas repetitif dan padat karya sehingga pekerja manusia dapat fokus pada aktivitas yang lebih strategis.
AI juga digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar guna mengoptimalkan produksi dan pengendalian kualitas di berbagai area lainnya.
Baca juga: Bahas Interior dan Kenyamanan Mobil Listrik BMW i7
Lebih lanjut, kata Fanly, tim riset dan pengembangan atau R&D otomotif dapat menggunakan alat visualisasi berbasis AI generatif untuk melakukan simulasi dan evaluasi desain dengan cepat. "Hal ini memungkinkan mereka meluncurkan model dan inovasi mobil baru ke pasar lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah," katanya.
Fanly mengatakan bahwa ke depan, diler-diler juga akan mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan.
Baca juga: Bahas Desain BMW i7, Sedan Listrik Premium yang Mewah dan Elegan
Mesin pencari internal berbasis AI generatif dapat membantu teknisi mengotomatiskan dan mempercepat penyelesaian berbagai tugas umum, seperti diagnosis masalah, penjadwalan inspeksi, perbaikan, uji kendaraan (test drive), serta pemesanan suku cadang. "Kemampuan pemeliharaan prediktif juga dapat mendeteksi potensi masalah lebih awal, memastikan performa kendaraan tetap optimal sekaligus memperpanjang masa pakainya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.