JAKARTA, KOMPAS.com – Rem motor yang kehilangan daya cengkeram dapat membahayakan pengendara, terutama saat melaju di jalanan padat atau menghadapi kondisi cuaca buruk.
Banyak pengendara baru menyadari masalah ini setelah mengalami pengereman yang tidak optimal, padahal ada beberapa penyebab yang bisa diidentifikasi lebih awal dan dicegah sebelum menjadi risiko serius.
Menurut Ali Fuqran, teknisi Suzuki Meril, faktor utama yang membuat sistem pengereman kurang efektif adalah kampas rem yang haus atau kotor.
Baca juga: Toyota Kucurkan Rp 35 Miliar Bangun Stasiun Pengisian Mobil Hidrogen
Seiring pemakaian, kampas yang menipis kehilangan daya gesek optimal, sementara kotoran seperti debu dan lumpur dapat menghambat kinerjanya.
"Kalau kampas rem sudah tipis, otomatis daya cengkeramnya berkurang. Selain itu, kotoran yang menempel di cakram atau tromol bisa menyebabkan pengereman menjadi kurang maksimal," kata Ali kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).
Selain itu, minyak rem yang kotor atau volumenya berkurang juga bisa menjadi penyebab lain.
Minyak rem memiliki peran penting dalam meneruskan tekanan dari tuas rem ke kaliper.
Jika cairan ini sudah terkontaminasi atau terlalu lama tidak diganti, daya tekan yang dihasilkan melemah, sehingga pengereman menjadi lebih panjang dan kurang responsif. "Minyak rem bersifat higroskopis, artinya dapat menyerap air. Jika dibiarkan terlalu lama, kualitasnya menurun dan bisa membuat pengereman terasa lebih berat," ujarnya.
Tak hanya kampas dan minyak rem, kondisi cakram atau tromol yang tidak rata juga dapat memengaruhi performa pengereman.
Baca juga: Lihat Sosok BYD Sealion 07 di IIMS 2025
Jika cakram mengalami keausan atau permukaannya bergelombang, gesekan dengan kampas rem tidak optimal.
Akibatnya, pengereman terasa lebih licin dan membutuhkan jarak lebih jauh untuk berhenti.
Untuk menjaga sistem pengereman tetap prima, pemilik motor disarankan melakukan pemeriksaan rutin setiap servis berkala.
Ali menyarankan untuk mengganti kampas rem yang sudah tipis, menjaga kebersihan komponen rem, serta mengganti minyak rem sesuai rekomendasi pabrikan. "Jangan tunggu sampai rem benar-benar blong. Lakukan pengecekan rutin dan segera ganti komponen yang sudah haus agar berkendara tetap aman," kata Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.