Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Nissan Bersaing di Pasar Mobil Hybrid di Indonesia

Kompas.com - 12/02/2025, 11:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Keuangan resmi memberikan insentif bagi kendaraan ramah lingkungan berbasis listrik (battery electric vehicle/BEV) dan hibrida (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV) jenis tertentu untuk tahun anggaran 2025.

Seluruh jenis mobil hibrida yang meliputi full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) mendapatkan insentif berupa diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 3 persen untuk tahun ini.

Namun kendaraan terkait harus memenuhi syarat konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 terlebih dahulu sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 yang diubah jadi Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021.

Baca juga: Toyota Kucurkan Rp 35 Miliar Bangun Stasiun Pengisian Mobil Hidrogen

Aturan ini termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025 yang telah ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 4 Februari 2025, serta resmi diundangkan di waktu yang sama

Dengan begitu, berdasarkan simulasi perhitungan insentif untuk mobil full hybrid berharga Rp 300 juta dengan konsumsi BBM 24 kilometer per liter dan kapasitas mesin 1.500 cc, total potongan harga pasca insentif sebesar Rp 9 juta.

Nissan Kicks e-PowerKompas.com/Nanda Nissan Kicks e-Power

Tak heran jika belakangan ini banyak pabrikan otomotif yang berusaha merakit mobil hybrid dalam negeri serta membanderolnya dengan harga yang murah.

Sayangnya, insentif ini belum tentu bisa dinikmati seluruh pabrikan karena menunggu aturan lanjutan yang akan diturunkan Kementerian Perindustrian berupa Petunjuk Pelaksanaan atau Juklak. Biasanya, di sana akan diberikan ketentuan rinci mengenai syarat agar suatu produk bisa mengikuti program pemerintah.

Mengingat seluruh produk kendaraan hybrid Nissan yang meliputi Kicks e-Power dan Serena e-Power masih diimpor secara utuh, bagaimana strategi pabrikan menghadapi persaingan mobil hybrid di pasar nasional?

Menanggapi hal ini, Bima Aristantyo, Head of Sales and Product NMDI menyampaikan pihaknya akan tetap menonjolkan teknologi e-Power sebagai strategi dalam menjual mobil hybrid di Indonesia, entah akan mendapatkan insentif atau tidak.

“Strateginya tetap kita berikan yang terbaik, tetap dengan karakteristik kita (teknologi e-Power). Mobil ini (Kicks dan Serena) dikembangkan dari full battery electric vehicle (BEV), jadi bukan ICE yang dijadikan mobil e-Power, tetapi mobil BEV yang menjadi mobil e-Power,” kata Bima, saat ditemui di Jakarta Timur, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Lihat Sosok BYD Sealion 07 di IIMS 2025

Seperti diketahui, cara kerja sistem e-Power menggunakan “full electric motor drive” yang berarti seluruh rodanya digerakkan oleh motor elektrik. e-Power terdiri dari baterai output tinggi dan powertrain yang terintegrasi dengan mesin bensin, generator, inverter dan motor listrik.

Pada sistem hybrid konvensional roda digerakkan oleh motor listrik dan mesin bensin. Namun, dalam sistem e-Power mesin bensin tidak tersambung dengan roda.

Mesin tersebut hanya untuk mengisi daya baterai dan sumber tenaganya adalah mesin bensin, tidak seperti layaknya EV yang hanya menggunakan baterai.

Tidak hanya akan lebih hemat bahan bakar, sistem e-Power juga dapat memberikan dinamika berkendara yang lebih baik dan akselerasi yang mirip dengan mobil listrik.

“Jadi, kita tetap menyampaikan pesan bahwa akselerasi tetap nomor satu, selayaknya mobil BEV. Kemudian masalah efisiensi, di mana sudah bisa dirasakan keiritannya,” kata Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau